Archive for 22 September 2010

Keutamaan Qunut Diwaktu Subuh   Leave a comment


Qunut di waktu subuh itu tidak perlu dipersoalkan. Rasulullah saw tidak mengharuskan qunut di waktu subuh. Namun beliau sendiri selalu qunut setelah rukuk di waktu sholat subuh rakaat yang terakhir. Mari kita memperdalam dengan hadits yang telah kita ambil.

Dari Muhammad bin Sirin, bahwa ia berkata, “aku berkata kepada anas bin malik r.a, “apakah rasulullah saw. qunut pada sholat shubuh? ‘ia menjawab, ‘ya, sesaat setelah rukuk.”  Shahih Muslim ( I:468no.298)

Dikatakan oleh Umar bin Ali Al Bahiliy, dikatakan oleh Khalid bin Yazid, dikatakan Abu Ja’far Ar-Razy, dari Ar-Rab i’ bin Anas berkata : Anas ra ditanya tentang Qunut Nabi saw bahwa apakah betul beliau saw berqunut sebulan, maka berkata Anas ra : beliau saw selalu terus berqunut hingga wafat, lalu mereka mengatakan maka Qunut Nabi saw pada shalat subuh selalu berkesinambungan hingga beliau saw wafat, dan mereka yg meriwayatkan bahwa Qunut Nabi saw hanya sebulan kemudian berhenti maka yg dimaksud adalah Qunut setiap shalat untuk mendoakan kehancuran atas musuh musuh, lalu (setelah sebulan) beliau saw berhenti, namun Qunut di shalat subuh terus berjalan hingga beliau saw wafat.

Disinilah terjadi perbedaan pendapat bahwa qunut subuh itu diartikan sebagai do’a untuk kehancuran atas musuh-musuh. Do’a untuk seandainya kita di timpa bencana. Tidak menjadi suatu masalah bagi kita jika kita tidak memakai qunut. Namun alangkah baiknya kita memakai karena Rasulullah saw sendiri melakukan Qunut di setiap waktu subuhnya.

Jadi keutamaan qunut sebenarnya wajib namun disunnahkan. Ini dikarenakan pada pagi hari, kita berdoa untuk keselamatan di siang hari. Supaya tidak terjerumus dalam fitnah-fitnah dajjal. Tidak memakai juga tidak berdosa, namun alangkah baiknya kita memakai demi kecintaan kita kepada Rasulullah saw.

Walaupun ada juga yg mengatakan bahwa Khulafa Urrasyidin tidak memperbuatnya, namun kita berpegang pada yg memperbuatnya, karena jika berbenturan hukum antara yg jelas dilakukan dengan yg tak dilakukan, maka hendaknya mendahulukan pendapat yg menguatkan melakukannya daripada pendapat yg menghapusnya. (Syarh Azzarqaniy alal Muwatta Imam Malik).

Berkata Imam Ibnu Hajar AL Asqalaniy : Dan telah membantah sebagian dari mereka dan berkata : Telah sepakat bahwa Rasul saw membaca Qunut Subuh, lalu berikhtilaf mereka apakah berkesinambungan atau sementara, maka dipeganglah pendapat yg disepakati (Qunut subuh), sampai ada keterangan yg menguatkan ikhtilaf mereka yg menolak (Fathul Baari Bisyarah shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy)


Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Hak Cipta, Islam

Tagged with , ,

Penghuni Neraka Karena Masalah Kain Dibawah Betis   Leave a comment


Aurat laki-laki memang dari perut sampaiii siku kaki. Namun jika sudah melakukan ibadah sholat, kita harus menutup pakek sarung. Adab memakai sarung juga ada. Ini sudah diatur oleh Rasulullah saw bahwa memakai sarung haruslah setinggi-tingginya, tidak boleh lebih dari mata kaki. Mengapa?

“Artinya : Keadaan sarung seorang muslim hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya” [Hadits Riwayat. Abu Dawud 4093, Ibnu Majah 3573, Ahmad 3/5, Malik 12. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah 4331]

Jika demikian, berarti kita ibadah kita selama ini sia-sia? Tidak. Allah swt Maha Pengampun. Ingat artikel tentang ‘Do’a Akan Menghapus Dosa’? Disitulah telah terjawab. Jika kita lalai / tidak tahu masih dibolehkan. Namun jika sudah tahu, maka haruslah diubah sedemikian rupa supaya Allah swt tidak memberikan dosa kepada kita semua.

“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang otot betisku lalu bersabda, “Ini merupakan batas bawah kain sarung. Jika engkau enggan maka boleh lebih bawah lagi. Jika engkau masih enggan juga, maka tidak ada hak bagi sarung pada mata kaki” [Hadits Riwayat. Tirmidzi 1783, Ibnu Majah 3572, Ahmad 5/382, Ibnu Hibban 1447. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1765]

Kita renungkan sekilas, mengaoa Rasulullah saw menyuruh kita untuk memakai sarung diatas mata kaki? Ini juga demi ibadah kita. Kita tidak tahu kan bahwa mungkin saat berjalan kita kecipratan najis? Dan Itu jika kain sarung sudah melebihi mata kaki, maka sudah dipastikan orang tersebut bersifat somobong.

“Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : “Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab : “Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” [Hadits Riwayat Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa’i 4455, Darimi 2608. Lihat
Irwa’: 900]

Maha Suci Allah swt yang telah memberikan hidayah kepada kita dari apa yang kita lakukan. Jadi mulai sekarang, jangan kita membeli pakaian-pakain model orang-orang kafir barat sana. Janganlah memakai jin karena kain itu tidak diperbolehkan dalam sholat. Wassalamu’alaikum.

Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Fakta, Hak Cipta

Tagged with , ,

Subhanallah, Allah swt Maha Pengampun   Leave a comment


عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa“

(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)

Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan dan lupa. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan sukarela. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang membangkang. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian dia shalat dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut. Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.[ haditsarbain.wordpress]

Jadi Allah swt akan memaafkan dosa para umatnya yang karena kesalahannya sendiri, maksudnya dalam artian salah tanggap terhadap sesuatu hal. Lupa, lupa merupakan sesuatu yang wajar oleh karena itu, Allah swt mengerti dan memberi toleransi kepada umat-umatnya yang lupa. Dan sesuatu yang dipaksa, misalnya kita saat akan berniat sholat dhuha, namun kita dipanggil oleh guru karena suatu hal yang penting, ini walau pun kita sudah berniat tapi tidak mengerjakannya, kita tidak berdosa.

Subhanallah, Maha Suci Allah swt Yang Maha Pengampun. Allah swt mengerti apa yang umatnya kerjakan. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk menyembah Allah swt. Dia-Lah yang Maha Pengampun kepada para hamba-hamba-Nya.

Hak Cipta

[Luqman Abdurraahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Menjadi Seorang Pengembara di Dunia   Leave a comment


عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .

[رواه البخاري]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “

(Riwayat Bukhori)

Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu kapan datang ajalnya. Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu. Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat. Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat. Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya. Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat. [haditsarbain.wordpress]

Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal shaleh. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar beliau memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu, sebagaimana hal itu juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya. [haditsarbain.wordpress]

Memang hadits ini kelihatannya sangatlah sulit untuk dipahami. Namun jika kita mempunyai hati yang sangat menjaga ketauhidan kita, maka hadits ini mempunyai makna bahwa kita di dunia ini adalah untuk mencari amal kebaikan kita. Kita mengembara untuk mencari amal sebanyak mungkin demi mempersiapkan kematian kita. Karena kematian kita amallah yang akan menemani kita.

Hak Cipta

[Luqman Abdurraahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Hubungan Iman dan Hawa-Nafsu   Leave a comment


عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ

[حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]

Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “

Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih.

(Hadits ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syaikh Al Albani, hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab)

Hawa Nafsu merupakan suatu hal yang diberikan kepada seluruh umat manusia. Jika tidak digunakan sebaik-baiknya maka juga akan menimbulkan dosa yang berbagai macam. Rasulullah saw sendiri mengatakan “hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.

Ini memberikan alasan bahwa, Rasulullah saw adalah sauri tauladan yang baik. Jika hawa nafsu ini mengikuti sauri tauladan Rasulullah saw, maka hawa nafsu ini akan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu, tidak akan beriman salah seorang diantara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang Rasulullah saw bawa. Subhanallah. Maha suci Allah swt yang telah memberikan suatu kelebihan dan jika kelebihan itu tidak di jadikan sebagai hal yang berguna, maka akan menjadikan keimanan seseorang tersebut akan goyah.

Hak Cipta

[Luqman Abdurraahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Do’a Akan Menghapuskan Dosa   Leave a comment


عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]

Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).

Dari hadits ini kita bisa memetik hikmahnya bahwa berdoa diperintahkan dan dijanjikan  untuk dikabulkan. Allah swt akan mengabulkan do’a-do’a orang-orang muslim yang dengan sungguh-sungguh meminta kepada Allah swt. Selain itu bisa kita simpulkan bahwa pemberian maaf Allah dan ampunan-Nya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat. Dapat kita tafsirkan bahwa, walau pun dosa kita telah bertumpuk-tumpuk menggunung, namun apabila kita memohon ampun dan meminta ma’af kepada Allah swt, ampunan dari Allah swt inilah yang tidak akan menandingi dosa-dosa kita yang telah lalu.

Berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar. Jadi alangkah lebih baiknya kita berbaik sangka kepada Allah swt. Allah swt tidak akan membuat para umatnya sengsara, pasti Allah swt merencakan hal lain yang lebih baik dari pada ini. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya. Ketauhidan adalah suatu pokok atau inti jika kita ingin bertobat, ingin kita hilangkan berbagai dosa-dosa kita yang telah kita miliki. Disinilah letaknya yaitu ketauhidan.

Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya. Subhanallah, Allah maha mengampuni, benar-benar Maha Pengampun walau pun kepada para umatnya yang ahli maksiat. Tapi ingat, bukannya kita setelah tahu ini kita seenaknya saja melakukan maksiat. Yang sudah tahu, wajib hukumnya meninggalkan kemaksiatan. Kalau orang itu membawa nama-nama hadits ini, berarti dosa-dosa maksiatnya akan selalu kekal. Na’uzubillah.

Hak Cipta

[Luqman Abdurraahman]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Dilarang Benci Lebih Dari 3 Hari   Leave a comment


Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan (tidak mengajak bicara) saudaranya yang muslim lebih dari tiga hari, keduanya bertemu lalu ini memalingkan mukanya dan inipun berpaling pula. Dan yang paling baik diantara keduanya ialah yang memulai lebih dulu mengucap salam (Assalamu’alaikum) (Bukhori dan Muslim)

Marah itu wajar bagi orang-orang biasa. Namun jangan sampai kemarahan itu membuat kita tidak saling menyapa kepada orang yang kita benci. Rasulullah saw sendiri telah memberikan aturan bahwa janganlah sampai kita tidak menyapa kepada orang yang kita benci selama 3 hari lebih. Dan itu merupakan dosa.

Mengapa Rasulullah saw memberikan waktu 3 hari? Kenapa tidak ada aturan tidak boleh tidak menyapa? Hal itu lebih baik. Namun sebagai manusia biasa kita tidak akan tidak marah kepada orang lain. Jika hati kita telah tersakiti, kita pasti akan merasakan bagaimana kita akan membencinya. Dan itu tidak sulit untuk menghapus. Oleh karena itu, Rasulullah saw memberikan waktu itu untuk memberikan ruang bagi kemarahan kita ini.

Setelah membenci orang tersebut, kita diwajibkan untuk saling tegur sapa kembali. Tidak peduli siapa yang salah. Yang pasti jaga kerukan antar umat Islam sendiri. Karena satu kesatuan dari berbagai orang Islam di dunia adalah mempunyai ikatan saudara.

Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Surga Diberikan Kepada Orang Berilmu Tertentu   Leave a comment


Barangsiapa menuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya kecuali hanya untuk mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya sorga pada hari kiamat (Abu Dawud)

Menuntun ilmu itu merupakan suatu ibadah kepada Allah swt. Membaca al quran saja juga merupakan menuntun ilmu. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita bahwa ilmu itu sangatlah wajib kita miliki. Apalagi ilmu itu ada hubungannya dengan ketauhidan Islam. Lebih-lebih jika ilmu tersebut disebarkan untuk hal kebaikan. Allah swt menjamin pahala yang besar bagi para Umat Islam yang senantiasa menuntun ilmu ke arah kebaikan.

Namun jika ilmu itu hanya untuk dunia saja, tidak akan pernah ilmu itu akan sampai kepada suatu yang bermanfaat. Bermanfaat hanya di dunia saja, namun di akhirat kelak? Oleh karena itu, kita jangan mementingkan ilmu selain ilmu ketauhidan Islam atau ilmu-ilmu tentang agama. Jangan terlalu dikirkan karena tidak akan mendapatkan pahala dari Allah swt.

Dan orang-orang yang menuntun ilmu yang bertujuan untuk kehidupan akherat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka orang tersebut akan tahu bagaimana harumnya surga. Maksudnya, orang tersebut akan menggambarkan dengan ilmu tersebut, bagaimana surga itu ditempati oleh orang-orang yang ilmunya hanya untuk kehidupan selain di dunia juga diakhirat. Namun sebaliknya, bagi yang hanya mempelajari ilmu tentang hal-hal dunia saja, dia tidak akan bisa tahu bagaimana surga itu ada hanya untuk orang-orang tertentu dan pilihan Allah swt.

Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,

Amalan Ibadah Yang Disukai Allah swt   Leave a comment


Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra : Rasulullah Saw pernah bersabda, “perbuatan yang engkau lakukan tidak akan menyelamatkan engkau dari api neraka”, mereka berkata, “bahkan engkau sendiri ya Rasulullah?” Nabi Muhammad Saw bersabda, “bahkan aku sendiri, kecuali Allah melindungiku dengan kasih dan rahmatNya. Oleh karena itu lakukanlah perbuatan baik sepatut mungkin, setulus mungkin, sedapat mungkin dan beribadahlah kepada Allah pada pagi dan sore hari, pada sebagian dari malam hari dan bersikaplah al-qashd (mengambil pertengahan dan melaksanakannnya secara tetap) karena dengan cara itulah kamu akan mencapai (surga)”.

Dari hadits diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa, Amalan-amalan ibadah yang paling di cintai Allah swt yaitu mengerjakan sesuatu hal dengan sepatut mungkin yaitu mengerjakan suatu hal yang sepantasnya untuk memberikan kebaikan, baik kepada orang lain maupun terhadap diri sendiri. Mengerjakan kebaikan setulus mungkin yang berarti, kita mengerjakan sesuatu tersebut dengan ikhlas, hanya mengharap amal dari Allah swt. Bukan untuk mendapat pujian dari orang lain.

Sedapat mungkin yaitu kita harus berusaha walau pun banyak suatu hal yang menghalangi suatu kebaikan kita, dan wajib mensyukuri bila memang ini yang pantas untuk kita dapatkan. Ingatlah bahwa Allah swt itu Maha Adil.Beribadah pada pagi dan sore hari bukannya siang harinya itu juga tidak melakukan ibadah, tetapi waktu pagi dan sore hari itulah waktu yang khusyu’ untuk melakukan ibadah kepada Allah swt.

Bersikap al-qashd yaitu kita mendekatkan diri kepada Allah swt di pertengahan malam demi kecintaan kita kepada Allah swt supaya Allah swt tahu bahwa kitalah orang-orang yang memanfaatkan waktu istirahat kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah swt.

Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 22 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Bedah Hadits, Hak Cipta

Tagged with , ,