Archive for the ‘tertawa’ Tag

Takdir Menertawakan Kalian   Leave a comment


Sang pemeran cerita menuturkan kisahnya dan berkata, “Aku menikah dengan seorang lelaki setelah kematian istrinya yang meninggalkan seorang anak perempuan buah hubungan bersamanya yang baru berumur empat tahun. Dia sangat mencintai putrinya dan selalu mengenang sang ibu. Hal itu membuatku merasa dengki kepadanya. Berapakali aku berusaha dengan berbagai cara dan muslihat untuk memalingkannya dari hal itu, tapi aku tetap saja tidak berhasil. Dia memberi perhatian yang luar biasa kepada putrinya. Sampai-sampai ketika anak itu jatuh sakit, dia pun membawanya ke dalam ranjang kami dan menempatkannya di antara aku dan dia, dan sesekali dia mengelus-elusnya sambil berkata, “Duhai pengganti ibu dan bapakku.”

Aku menggerutu di dalam hatiku, “Sampai sebesar itu cinta dan kasih sayangnya kepada anak itu.” Aku pun merencanakan niat jahat kepada anak itu. Aku akan membunuhnya, tetapi tidak membunuhnya dengan cara melenyapkan nyawanya, melainkan membunuhnya secara maknawi. Aku akan memanjakannya hingga dia menjadi wanita bodoh yang tak becus bekerja, tidak bisa menambal pakaian dan tak tahu cara memasak. Aku akan membuatnya buta tentang hal yang diperlukan seorang wanita di dalam rumahnya. Aku akan menjadikannya seorang wanita pemalas yang tak bisa mengurus urusannya.

Aku mulai menjalankan strategi, dan sang bapak senang melihat pelakuanku terhadap putrinya, karena aku memanjakan putrinya seperti yang dia duga. Sampai-sampai ketika kami berada pada meja makan dan anak itu menginginkan air, maka jika air itu berada di atas meja makan, aku pun segera menuangkan air ke dalam gelas dengan tanganku untuk meminumkannya, atau kusuruh putri kandungku untuk pergi dan membawakan air…

Akan tetapi, sang anak ternyata wanita yang cerdas. Hal itu semakin memicu kedengkianku. Dia selalu lulus di semua mata pelajaran. Kulakukan hal agar dia benci untuk mengulangi pelajaran. Kuberitahu kepadanya bahwa dia lelah dan harus banyak istirahat supaya dia tidur dan tidak mengulang pelajaran-pelajarannya. Akan tetapi, dia tidak butuh mengulangi pelajaran lagi, karena dia adalah anak yang cerdas. Dia selalu masuk dalam daftar siswi yang istimewa. Dia menyelesaikan pendidikan SMAnya dengan mulus. Dia pun melanjutkan studinya ke tingkat perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana.

Kemudian suatu hari datanglah seorang lelaki melamarnya, dia pun merasa gembira. Kini saatnya aku berkata dan meyakinkan ayahnya untuk menikahkannya. Belum sempat aku memberi nasihat dan anak itu keburu menikah. Akan tetapi, siapakah yang menikahinya?!

Dia menikah dengan seorang lelaki yang tulus mencintainya dan tak rela dia tertepa angin. Dia menikah dengan seorang suami yang telah menyiapkan baginya segala fasilitas kesenangan. Para pelayan memenuhi rumah dan segala keperluannya terpenuhi sebelum dia sempat mengucapkannya. Dia pun tidak perlu capek-capek memasak dan meniup api. Hidupnya penuh kebahagiaan yang semakin membakar kedengkianku dan membuat hatiku penuh sesal.

Dua tahun setelah pernikahannya, putri kandungku pun menyusul menikah. Suaminya adalah seorang lelaki yang keras, kasar, gemar mencaci, berwatak besi (kaku), pelit dan selalu bermuka masam. Putriku tidak berdosa. Akulah yang melakukan dosa itu. Akan tetapi, Allah SWT menghukumku pada putriku.”

Wanita ini ingin membunuh si putri tiri yang malang ini, menjauhkannya dari bekal-bekal hidupnya dan menjadikannya wanita dungu yang tak mengetahui apa-apa tentang urusan hidup ini. Akan tetapi Allah SWT menghendaki baik terhadap gadis ini. Dia melindunginya dari tipu muslihat wanita ini, menjadikannya anak perempuan yang cerdas dan terpelajar, sehingga menjadi ibu rumah tangga yang hebat dan mengarunianya suami yang cinta dan penuh perhatian padanya.
“Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30).

(SUMBER: SERIAL KISAH-KISAH TELADAN karya Muhammad bin Shalih al-Qahthani, seperti yang dinukilnya dari Min Gharibi Ma Sa’aluni karya Syaikh Abdullah an-Nuri)

Posted 3 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with , ,

Tertawalah Dan Ada Aturannya   Leave a comment


Tertawa merupakan suatu hal yang menyenangkan. Tertawa sendiri adalah anugrah dari Allah swt. Allah swt memberikan kepada kita tertawa agar hati kita terasa tenang dan nyaman. Oleh karena itu, tertawalah sebisa mungkin jika hatimu terasa gundah gulana. Sebagai pengobat rasa sedihmu. Tahukah kalian bahwa tertawa adalah sifat Allah swt? Allah swt akan tertawa gembira saat umat-umat Islam taat dan patuh kepada perintah Allah swt dan meninggalkan semua larangannya.

Allah telah menciptakan tertawa, sebagaimana firmanNya:
وَأَنه ُُهوَ أَضحكَ وَأَبكى
Dialah dzat Allah yang menciptakan tertawa dan menangis“.

Tertawa adalah sifat Allah, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا ْالآخَرَ يَدْخُلاَنِ الْجَنَّةَ,يُقَاِتلُ هذَا فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيُقْـتَل, ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلىَ اْلآخَرِ فَيُسَلِمَ فَيُقَاِتلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيَسْتَشْهِدَ
Allah tertawa terhadap dua orang, dimana salah satunya membunuh yang lain dan mereka berdua masuk surga. Yaitu seseorang berjihad dijalan Allah kemudian dia terbunuh padanya, lalu Allah menerima taubat orang yang membunuh tersebut setelah masuk Islam, kemudian ia berjihad dijalan Allah dan akhirnya mati sahid“.

Tapi perlu kita ingat juga bahwa tertawa secara berlebihan itu dilarang oleh Allah swt. Karena jika kita tertawa terlalu banyak, kita akan lupa kepada kewajiban kita kepada Allah swt. Tertawa secara terus-menerus juga merupakan sifat tercela yang dilarang bagi umat Islam. Jadi boleh tertawa asal jangan tertawa terlalu banyak. Karena nanti timbul fitnah dari orang lain lain bahwa kita adalah orang gila. Na’uzubillah.

Memperbanyak ketawa adalah sifat tercela sebagaimana sabda Nabi:
وَالَّذِي نَفْسِي ِبيَدِهِ لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis “.
Juga sabda Rasulullah:

لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكَ تُمِْيتُ اْلقَلْبَ
Janganlah kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa menyebabkan hati menjadi mati“.

Para ulama memasukkan tertawa yang banyak tanpa sebab sebagai dosa kecil, sebagaimana sabda Nabi:
إِيَاكَ وَكَثْرَةَ الضَّحِكَ فَإِنَّهُ يُمِيْتُ اْلقَلْبَ
Berhati-hatilah dengan banyak tertawa sebab ia menyebabkan hati menjadi mati“.

Perlu diingat pula bahwa untuk menjadikan orang supaya tertawa itu harus jujur. Tidak boleh berbohong. Walau pun itu ditujukan untuk / agar para saudara-saudara kita merasa terhibur, tapi Rasulullah saw tidak memberikan ijin seperti itu. Bahkan Rasulullah saw juga senang bergurau tapi masih tetap saja selalu berhubungan dengan Islam. Allah swt pun melarang kita untuk berbohong walau pun menyenangkan orang lain (membuat tertawa).

Tidak diperbolehkan berbohong untuk ditertawakan oleh orang lain, hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّث فَيَكْذِبَ لِيَضْحَكَ بِهِ اْلقَوْمُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya“.

Semoga ini semua menjadi pelajaran untuk kita bahwa tertawa itu boleh, Allah swt sendiri mempunyai sifat tertawa, Rasulullah sendiri suka tertawa tapi tidak berlebihan, dan harus kita ingat pula bahwa untuk membuat orang tertawa itu tidak boleh diselingi dengan kebohongan. Karena Allah swt tidak suka orang-orang yang pendusta. Wassalamu’alaikum wr wb.

Hak Cipta

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Posted 21 September 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Gaya Hidup, Hak Cipta

Tagged with