Archive for the ‘tangisan’ Tag

Air Mata Yang Tak Pernah Kering   Leave a comment


Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Yazid, dia berkata, “Aku bertanya kepada Yazid bin Mursyid, ‘Mengapa aku tidak pernah melihat air matamu kering dari kedua matamu? Mengapa kamu selalu menangis?’

Dia balik bertanya, ‘Mengapa pula kamu bertanya seperti itu?’
Aku jawab, ‘Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan pertanyaan itu.’

Dia berkata, ‘Demikianlah, sebagaimana kamu lihat sendiri!’
Aku bertanya, ‘Apakah kamu menangis juga saat kamu sendiri?’

Dia menjawab, ‘Demi Allah seperti itulah yang aku alami. Seringkali makanan telah terhidang dihadapanku, tiba-tiba saya tidak berselera. Bahkan, air mataku pun mengalir pada saat aku mendekati isteriku, yang membuat aku menjauhinya. Sampai-sampai pernah isteriku menangis, terlebih lagi anak-anakku. Hanya saja mereka tidak mengetahui, apa yang menyebabkan kami semua menangis. Bahkan suatu ketika isteriku berkata, Celaka kamu, apa-apaan ini? Penderitaan macam apa yang akan engkau timpakan padaku sebagai seorang wanita muslimah? Percuma hidup bersama kamu! Selama ini, aku tidak pernah bahagia sebagaimana yang dirasakan wanita-wanita yang ber-suami!’

Aku bertanya, ‘Sebenarnya, apa yang kamu inginkan?’
Dia menjawab, ‘Ketahuilah saudaraku, Demi Allah, selama ini Allah q tidak pernah berjanji kepadaku, bahwa sekiranya aku berbuat maksiat kepadaNya maka tidak ada pilihan selain aku dikunci di dalam kamar mandi yang tentu membuatku menangis tersedu-sedu. Bagaimanakah pula menurut pendapat-mu, jika Allah menjanjikan bahwa aku akan dipenjarakan di dalam api Neraka? Tidak sekedar disekap di dalam kamar mandi.”

(SUMBER: 99 Kisah Orang Shaleh, karya Muhammad bin Hamid bin Abdul Wahab sebagai yang dinukilnya dari Al-Muntazham, 6/292)

Posted 2 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with

Tangisan Wanita Yang Sangat Cantik   Leave a comment


Sa’dan menuturkan, bahwa suatu kaum memerintahkan kepada seorang wanita yang memiliki kecantikan yang mempesona untuk menggoda ar-Rabi’ bin Khaitsam dengan harapan wanita tersebut dapat menggodanya. Mereka menjanjikan hadiah kepadanya, “Jika kamu dapat melakukannya, kamu akan mendapatkan 1000 dirham.”

Kemudian ia memakai pakaian terbaiknya, dan memakai parfum paling wangi yang dimilikinya. Kemudian ia mencegatnya ketika keluar dari masjid tersebut. Ketika melihat wanita ini, ternyata wanita tersebut menakjubkannya. Wanita ini berjalan menuju kepadanya dalam ke-adaan bersolek. Ar-Rabi’ berkata kepadanya, ‘Bagaimana seandainya penyakit panas menimpamu lalu merubah apa yang aku lihat yaitu warna kulit dan kecantikanmu? Bagaimana seandainya Malaikat maut datang kepadamu untuk memutus tali yang kukuh (nyawa) darimu? Atau bagaimana seandainya malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepadamu?’

Mendengar hal itu wanita ini berteriak histeris lalu jatuh pingsan. Demi Allah, ia sadar dan sangat giat beribadah kepada Rabbnya. Pada saat hari kematiannya, wanita ini seolah-olah kayu yang terbakar, karena rasa takut dan banyak beribadah seperti Qiyamul lail, puasa dan menangis.”

Aku banyak berharap dan berdoa kepada Allah SWT agar semua wanita yang telah disesatkan oleh setan bersegera untuk memanfaatkan kesempatan usia yang pendek ini, dan bertaubat kepada Allah SWT sebelum tiba hari penyesalan.

Posted 2 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with ,

Tangisan Sebuah Penyesalan   Leave a comment


Dari Ibrahim bin al-Harits, ia berkata, “Ada seseorang yang sering menangis. Ketika ditanyakan kepadanya tentang hal itu, ia menjawab, ‘Aku menangis karena teringat apa yang telah aku lakukan terhadap diriku, ketika aku tidak merasa malu terhadap Dzat yang senantiasa menyaksikanku, padahal Dialah yang berwenang untuk mengadzabku, tapi Dia menun-daku hingga Hari Pembalasan yang tiada henti, dan menundaku hingga penyesalan yang tiada akhir. Demi Allah, seandainya aku diberi pilihan, manakah yang lebih kamu sukai; kamu di-hisab kemudian kamu diperintahkan untuk menuju surga, atau dikatakan kepadamu, Jadilah tanah!’ Niscaya aku memilih men-jadi tanah.’ Karena sedemikian malunya kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, yang membalas keburukan dan pengingkaran dengan kebaikan dan kemurahan. Mahasuci Engkau, wahai Rabbku. Betapa mulia dan kasih sayangnya Engkau!”

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with

Tangisan Kaum Yang Shalih   Leave a comment


Dari Raja’ bin Maisur al-Majusyi’i, ia menuturkan, “Kami berada di majelis Shalih al-Mirri* saat ia sedang berbicara (me-ngajar), lalu ia berkata kepada seorang pemuda yang berada di hadapannya,”Bacalah, wahai pemuda!” Lalu pemuda itu membaca, “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (Hari Kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” (Al-Mu’min: 18)

Shalih menyela bacaan itu kemudian berkata, “Bagaimana mungkin seorang yang zhalim dapat memiliki kawan atau pembela, padahal semua tuntutan adalah kepunyaan Allah Rabb alam semesta? Demi Allah, seandainya engkau menyaksikan orang-orang yang berbuat zhalim dan maksiat digiring ke neraka Jahim dalam keadaan terikat rantai, tidak beralas kaki, telanjang, dengan wajah hitam, mata biru, dan badan lunglai seraya berseru, ‘Celaka kami! Apakah yang akan menimpa kami? Mau dibawa ke mana kami? Mau diapakan kami?’ Malaikat menggiring mereka dengan palu godam dari api, kadangkala para malaikat itu menginjak wajah mereka, dan terkadang mereka diseret pula, terkadang mereka menangis darah karena air matanya telah habis; terkadang mereka berteriak keras karena terheran-heran. Demi Allah, seandainya engkau melihat keadaan mereka, engkau tidak akan kuat menyaksikannya, hatimu pasti gelisah dan kakimu akan gemetar.” Kemudian Shalih berseru, “Betapa buruknya pemandangan ketika itu! Betapa jeleknya akhir perja-lanan itu!” Shalih menangis, dan semua orang di sekitarnya juga menangis.

Pemuda tadi berdiri dan berkata, “Apakah semua ini akan terjadi pada Hari Kiamat?” Shalih menjawab, “Ya, demi Allah, wahai anak saudaraku. Aku tidak melebih-lebihkan. Aku men-dengar bahwa mereka berteriak di neraka sampai suara mereka habis.”

Pemuda itu pun berseru, “Inna lillah! Betapa aku telah lalai selama ini! Ya Rabb, betapa aku menyesal telah tidak taat selama hidupku ini, betapa aku sangat menyesal telah membuang-buang waktuku di dunia.”

Lalu pemuda tersebut menangis, kemudian ia menghadap kiblat seraya berdoa, “Ya Allah, aku sekarang menghadapMu dengan taubat yang tidak dicampuri dengan riya’. Ya Allah, terimalah aku atas apa yang telah aku lakukan sebelumnya. Ampunilah perbuatanku terdahulu, angkatlah aku dari dosaku, sayangilah aku dan orang yang di sekitarku. Karuniakanlah kami kedermawanan dan sifat pemurahMu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. KepadaMu aku lempar-kan ikatan dosa dari leherku. KepadaMu-lah aku kembali de-ngan semua anggota badan ini dengan hati yang tulus. Celakalah aku, jika Engkau tidak menerima diriku.” Setelah itu ia pingsan.

Shalih dan saudara-saudaranya menjenguk pemuda itu se-lama beberapa hari dan akhirnya ia meninggal. Banyak sekali orang yang hadir, mereka menangisinya dan mendoakannya. Shalih seringkali menyebut-nyebut pemuda itu dalam majelisnya dengan berkata, “Sungguh ia telah meninggal karena al-Qur’an. Sungguh ia meninggal karena nasihat dan kesedihan.” Seseorang memimpikan pemuda tersebut setelah kematiannya. Orang itu bertanya dalam mimpinya, “Apa yang telah kau lakukan.?” Ia menjawab, “Keberkahan majelis Shalih meliputiku, sehingga aku masuk dalam keluasan rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu.”

CATATAN:

* Shalih al-Mirri adalah seorang zahid, orang yang khusyu’, penasihat penduduk Bashrah dan seorang Qadhi. Meninggal pada tahun 172 H.

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with , ,