Archive for the ‘untuk’ Tag

Cara Mudah Untuk Mengingat Pelajaran   Leave a comment


Pertanyaan:
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Ali Syaikh ditanya, “Saya seorang yang mempunyai keinginan untuk menuntut ilmu dan ingin memberi manfaat kepada orang lain. Akan tetapi problem yang dihadapi adalah selalu lupa dan tidak teringat sedikitpun dalam pikiran saya akan ilmu yang saya dengar. Apakah nasehat Syaikh kepada saya? Semoga subhanahu wa ta’ala membalas kebaikan antum ya Syaikh.

Jawaban:
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, manusia berbeda-beda dalam menuntut ilmu, tidak setiap penuntut ilmu menghafal ilmu yang telah ia dengarkan. Akan tetapi (ia tentu) hafal sedikit dari ilmu yang ia dengar. Ilmu itu diperoleh sedikit demi sedikit. Jika terus menerus diulang maka akan hafal. Saya menasehati agar berusaha dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Qur’an. Karena menghafal itu adalah suatu tabiat, dengan menghafal dan mengulang-ulangi, maka hafalan akan terus bertambah dan akan semakin kuat.

Barangsiapa bersungguh-sungguh ia akan dapati bahwa dengan menghafal Al-Qur’an akan memulai jalan untuk membuka “daya hafalannya”. Jika penanya belum hafal Al-Qur’an, hendaklah menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu sejumlah ulama pada masa lalu tatkala seorang penuntut ilmu masuk ke masjid ingin berguru dan menuntut ilmu kepada para syaikh setiap hari, sedangkan ia belum hafal Al-Qur’an, maka para syaikh tersebut berkata kepadanya,”Hafalkan Al-Qur’an terlebih dahulu! Setelah hafal kembalilah kepada kami! (yang demikian itu) karena menghafal Al-Qur’an akan membukakan “kekuatan untuk mengingat”.

Oleh karena seseorang yang telah mencoba menghafal Al-Qur’an, misalnya ia menghafal 10 juz, butuh waktu 8 jam untuk menghafalkannya. Ia pun harus mengulangnya kala itu. Akan tetapi setelah pada 20 juz yang terakhir, akan mudah dan mudah (sekali), hingga barangkali ia hafal 3/8 dari ½ juz dalam waktu antara maghrib dan isya atau sesudah subuh. Ini adalah suatu kenyataan, karena daya ingat akan terus bertambah jika selalu dilatih dan dipraktekkan. Oleh karena itu saya menasehatinya agar menghafal Al-Qur’an dan sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena ilmu akan bertambah dengan izin Allah Jalla Jalaluhu dan hafalan akan datang insya Allah.

[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 02 Dzulqo’dah 1423/Januari 2003. Diterbitkan : Ma’had Ali Al-Irsyad Jl Sultan Iskandar Muda 45 Surabaya]

***

(muslimah.or.id)

Sumber: Al Qur’an Buka “Kekuatan Untuk Mengingat” Pelajaran

Artikel lainnya:

Posted 2 November 2010 by arraahmanmedia in khutbah

Tagged with , , , ,

Rahasia Yahudi Untuk Menguasai Dunia   Leave a comment


Dr Stephen Carr Leon dari pengamatan langsung. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan untuk tesis Phd-nya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”
Sekadar anda ketahui, untuk mengumpulkan data-data seakurat mungkin tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun.
Marilah kita mulai :

1. Persiapan awal melahirkan
Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering :
* menyanyi
* bermain piano
* membeli dan menyelesaikan soal bersama suami

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya. Tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

2. Pola Makan
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya.Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama.

Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever). Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris

3. Merokok adalah Tabu
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

4. Pendidikan
– Musik

Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

– Matematika
Di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!!!” katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi.

– Olahraga
Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

– Sains
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

– Ekonomi
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin? (2lisan.com)

Sumber: Rahasia Keunggulan Yahudi Hingga Bisa Kuasai Dunia

Artikel lainnya:

Posted 2 November 2010 by arraahmanmedia in khutbah

Tagged with , , , ,

Diary; ‘Berilah Yang Terbaik Untuk Keluarga Hamba’   Leave a comment


Ya Allah, Hamba memohon kepada-Mu atas kesembuhan adik hamba ya Rabb. Jadikan adik hamba seperti normal kembali keadaannya. Jangan sampai adik hamba di operasi dan akhirnya menambah beban orang tua hamba ya Allah.

Ya Allah, berilah kesembuhan pada adik hamba. Berilah ketabahan kepada orang tua hamba. Berikan rezeki yang melimpah kepada keluarga hamba. Sehingga keluarga hamba senang atas pemberian-Mu ya Allah. Hamba memohon dengan tulus ikhlas kepada-Mu. Hamba mohon ma’af jika hamba sering meminta atas belas kasih-Mu. Karena Engkau-lah Sang Pemberi Rezeki kepada hamba-hamba-Mu.

Ya Allah, semoga hamba mengerti akan semua ini. Bahwa hamba tidak bisa pergi dari-Mu. Tak bisa berhenti mengeluh kepada-Mu. Dan Engkau-lah Dzat yang melindung hamba dari bangun dan tidur hamba. Amien

Dikutip dari:

Diaryku al-ahad tanggal 16 Dzulkaidah 1431 H

Luqman as ‘berilah yang terbaik untuk keluarga hamba’

 

Atau baca artikel lain:

 

Posted 26 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Diary, Hak Cipta

Tagged with , , , , ,

Diary; ‘Izinkan Hamba Untuk Memilih Dia’   4 comments


Ya Allah, Engkaulah Maha Penyayang dari semua makhluk. Engkau pula yang memberikan rezeki kepada hamba-hamba yang membutuhkan. Dan Engkaulah Sang Pencipta dari segala ciptaan hamba-hamba-Mu.

Ya Allah, hamba inginkan dia sebagai penyemangat hidup hamba. Hamba telah teguh memilih dia ya Rabb. Jadikan hamba sebagai perantara untuk melindungi dia dari gelapnya dunia ini. Dan jadikan dia sesosok hawa yang agung di mata-Mu.

Ya Allah ,jauhkan dari hamba segala hal yang dapat menghapus amalan hamba darinya. Jadikan hamba seorang ahli ibadah agar hamba mempunyai derajat yang lebih tinggi di mata-Mu. Berilah hamba benteng keimanan yang kuat dan pondasi ketahudian yang kokoh. Supaya hamba tidak lepas dari ajaran para Rasul-Mu. Dan jadikan hamba sebagai pemimpin umat. Amien.

Sumber:

Diaryku 14 Dzulkaidah 1431 H

Luqman as ‘izinkan hamba untuk memilih dia’

 

Atau baca artikel dari arraahmanmedia.wordpress.com

 

Posted 24 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Diary, Hak Cipta

Tagged with , , , ,

Adab Untuk I’tikaf   Leave a comment


I’tikaf pada  sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah sunah yang dicontohkan Rasulullah SAW

 

 

Bulan suci Ramadhan 1431 H tak lama lagi akan memasuki 10 hari terakhir. Untuk mengisi hari-hari terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW memilih untuk beri’tikaf di masjid. Diriwayatkan dari Aisyah RA, ”Nabi SAW selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau…” (HR Bukhari-Muslim).

 

I’tikaf merupakan salah satu sunah Nabi SAW di bulan Ramadhan. Agar i’tikaf yang dilakukan berbuah terampuninya dosa-dosa yang telah dilakukan, seorang Muslim hendaknya menjaga dan memperhatikan adab-adab dan sunahnya. Lalu apa saja tata cara yang penting diperhatikan oleh seorang Muslim saat beri’tikaf?

 

Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah, mengungkapkan beberapa adab yang perlu dijaga dan diperhatikan dalam beri’tikaf.  Beberapa adab beri’tikaf itu antara lain:

 

Pertama, niat yang benar. Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaklah seseorang meniatkan i’tikaf yang dilakukannya pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, semata-mata hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah SWT dan menghidupkan sunah Rasulullah SAW.

 

Kedua, I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Sebagaimana disebutkan di atas, i’tikaf pada  sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah sunah yang dicontohkan Rasulullah SAW. ”Boleh juga ber’tikaf di selain waktu itu, namun yang paling afdal adalah i’tikaf pada bulan Ramadhan,” papar Syekh Sayyid Nada.

 

Ketiga, i’tikaf di Masjid Jami’. Menurut Syekh Sayyid Nada, tidak sah seseorang beri’tikaf di rumahnya. ”Bahkan, ia wajib ber’itikaf di masjid sebagaimana dicontohkan Nabi SAW,” ujar ulama terkemuka itu. Allah SWT berfirman dalam surah Albaqarah ayat 187, ”…Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu ber’itukaf dalam masjid…”

 

Berdasarkan ayat itu, kata Syekh Sayyid Nada, i’tikaf hanya boleh dilakukan di masjid. Bahkan, hendaknya di masjid jami’, sehingga ia tak terpaksa keluar untuk melaksanakan shalat Jumat.

 

Dari Aisyah RA, ”Sunah bagi orang yang beri’tikaf adalah tak menjenguk orang sakit, tak menyaksikan jenazah, tak mendatangi wanita, tak menyetubuhinya, tidak keluar untuk sutu kepentingan kecuali yang memang harus dia lakukan, tak ber’tikaf kecuali puasa, dan tak beri’tikaf kecuali di masjid jami.” (HR Abu Dawud).

 

Keempat, I’tikaf di dalam tenda atau kubah (semacam tenda) di masjid.Menurut Syekh Sayyid Nada, i’tikaf di dalam tenda atau kubah akan membantu orang ber’itikaf untuk ber-khalwat dengan Rabbnya, bersendiri, dan tidak menyia-nyiakan waktu berbicara dengan orang lain. Hal itu, kata dia, dilakukan Rasulullah SAW.

 

Dari Aisyah RA, dia berkata, ”Rasulullah jika ingin ber’itikaf, beliau mengerjakan shalat fajar kemudian masuk ke tempat i’tikafnya. Suatu kali beliau ingin beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadahan, lalu Rasulullah SAW memerintahkan agar didirikan kemah, maka dipancangkanlahnya…” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Kelima, tak keluar masjid tanpa ada kepentingan darurat. Orang yang beri’tikaf hanya boleh keluar dari masjid untuk buang hajat atau keperluan mendesak lainnya. Hal itu berdasarkan hadis dari Aisyah yang telah disebutkan pada poin ketiga.

 

Keenam, tak menyetubuhi istri atau mendatanginya. Berdasarkan hadis dan surah Albaqarah ayat 187, orang yang beri’tikaf tak diperbolehkan menyetubuhi istrinya.

 

Ketujuh, bersungguh-sungguh dalam beribadah dan tak menyia-nyiakan waktu. Bersungguh-sungguh dalam beribadah dan tak menyia-nyiakan waktu merupakan tujuan awal i’tikaf. Orang yang beri’tikaf hendaknya memfokuskan diri untuk beribadah dan mencari Lailatul Qadar yang dijanjikan dalam Alquran lebih baik dari seribu bulan.

 

Memasuki hari kesepuluh terakhir, Rasulullah SAW kian bersungguh-sungguh beribadah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim disebutkan, ”Apabila telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”

 

Menurut Syekh Sayyid Nada, yang dimaksud dengan mengencangkan kain sarung adalah bersungguh-sungguh  dalam beribadah dan tak mendatangi istri-istrinya karena kesungguhan beliau dalam beribadah.

 

”Wajib atas seorang yang beri’tikaf agar memanfaatkan setiap waktu dan kesempatannya untuk beribadah, berdoa, merendahkan diri kepada Allah, membaca Alquran, emohon ampun, berzikir, mengerjakan shalat, bertafakur (berpikir),  dan bertadabur (merenung).

 

”Dengan semua itu, orang yang beri’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan berhak mendapatkan janji Allah SWT dan pahala-Nya, yakni keluar dari tempat i’tikaf dalam keadaan diampuni dosa-dosanya,” papar Syekh Sayyid Nada.

 

N heri ruslan/sumber:Ensiklopedi Adab Islam terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i

 

Posted 22 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Buletin

Tagged with , ,

Adab Untuk Bersilaturrahmi   Leave a comment


Orang yang suka dan gemar bersilaturahim akan di luaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya.

 

 

Menyambung tali silaturahim merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim, sedangkan memutusnya termasuk dosa besar. Silaturahim memiliki keutamaan yang sangat besar, selain di dunia dan juga kelak di akhirat.  Allah SWT dan Rasulullah SAW menjanjikan pahala yang sangat besar bagi Muslim yang bersilaturahim.

 

Orang yang gemar bersilaturahim pun akan mendapatkan manfaat yang tak terhingga dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW mengungkapkan, orang yang suka dan gemar bersilaturahim akan di luaskan rezekinya dan dipanjangkan usianya.

 

Nabi SAW bersabda, ”Barang siapa yang suka apabila Allah membentangluaskan rezeki banginya dan memanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahim. (HR Bukhari). Kebenaran hadis itu telah dibuktikan melalui hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Dr Rachel Cooper, dari Dewan Penelitian Medis.

 

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal itu menyebutkan bahwa orang yang suka bersalaman dan bersilaturahim lebih panjang usianya. Menyambung tali silaturahim pun sangat diperintahkan kepada setiap umat yang beriman.

 

Rasulullah SAW bersabda, ”…Barang siap yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim…” (HR Bukhari). Nah, agar silaturahim  bisa memberi manfaat dunia dan akhirat, maka adab-adabnya perlu diperhatikan.

 

Apa sajakah adab silaturahim yang harus diperhatikan seorang Muslim? Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah merinci adab-adab silaturahim yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah. Berikut adalah adab bersilaturahim:

 

Pertama, niat yang baik dan ikhlas ”Allah tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWt dalam menyambung tali silaturahim. Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,” ungkap Syekh Sayyid Nada.

 

Kedua, mengharap pahala Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaknya seorang Muslim bersilaturahim untuk menentikan dan mengejar pahala, sebagai mana yang telah Sang Khalik janjikan. Untuk itu, hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari manusia.

 

Ketiga, memulai silaturahim dari yang terdekat ”Semakin dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,” ungkap Syekh Sayyid Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung tali silaturahim.

 

Keempat, mendahulukan silaturahim dengan orang yang paling bertakwa kepada Allah SWT Semakin bertakwa seorang karib kerabat kepada Allah SWT atau semakin bagus agamanya maka semakin besar pula haknya dan semakin bertambah pahala bersilaturahim dengannya. Meski begitu, kata Syekh Sayyid nada, silaturahim juga dianjurkan kepada karib kerabat yang kafir dan tidak saleh, dengan tujuan untuk mengajak pada jalan kebenaran.

 

Kelima, mempelajari nasab dan mencari-cari kerabat yang bersambung kepada seseorang dari kerabat jauh Ada sebagian orang, kata Syekh Sayyid Nada, yang merasa cukup bersilaturahim dengan saudara-saudaranya saja, kemudian meninggalkan selain mereka. Ada pula sebagian orang yang bersilaturahim dengan orang yang ia kenal saja, tak begitu peduli terhadap karib kerabat jauhnya. Padahal, mereka sebenarnya juga berhak untuk disambung tali silaturahimnya.

 

Nabi SAW bersabda, ”Pelajarilah nasab-nasab kalian yang denga itu kalian dapat menyambung tali silaturahim. Sebab, menyambung silaturahim dapat mendatangkan kasih saying dalam keluarga, mendatangkan harta, dan memanjangkan umur.” (HR at-Tirmidzi).

 

Keenam, tak henti menyambung silaturahim dengan orang yang memutusnya Rasulullah menganjurkan agar seorang Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi SAW, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT. Ketujuh, memulai dengan bersedekah dan berbuat baik kepada kerabat yang membutuhkan Nabi SAW bersabda, ”Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.” (HR Al-Hakim).

 

Kedelapan, menahan gangguan terhadap karib kerabat Seorang Muslim seharusnya tak menyakiti karib kerabatnya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, dan menjaga perasaan mereka sebisa mungkin.

 

Kesembilan, menumbuhkan rasa gembira pada karib kerabat Menurut Syekh Sayyid Nada, sebisa mungkin hendaknya seseorang saling mengunjungi satu sama lain, terutama pada hari Id dan pada saat-saat tertentu.

 

N heri ruslan/ sumber:  Ensiklopedi Adan Islam Menurut Alquran dan As-Sunah terbitan Pustaka Imam asy-Syafi’i

 

Posted 22 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Buletin

Tagged with , ,