Archive for 13 Oktober 2010

Hadiah Bagi Tebakan Jitu   Leave a comment


Baginda Raja Harun Al Rasyid kelihatan murung. Semua menterinya tidak ada yang sanggup menemukan jawaban dari dua pertanyaan Baginda. Bahkan para penasihat kerajaan pun merasa tidak mampu memberi penjelasan yang memuaskan Baginda. Padahal Baginda sendiri ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.

Mungkin karena amat penasaran, para penasihat Baginda menyarankan agar Abu Nawas saja yang memecahkan dua teka-teki yang membingungkan itu. Tidak begitu lama Abu Nawas dihadapkan. Baginda mengatakan bahwa akhirakhir ini ia sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan menyingkap dua rahasia alam.

“Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?” tanya Abu Nawas ingin tahu.

“Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari dua teka-teki yang selama ini menggoda pikiranku.” kata Baginda.

“Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu wahai Paduka junjungan hamba.”

“Yang pertama, di manakah sebenarnya batas jagat raya ciptaan Tuhan kita?” tanya Baginda.

“Di dalam pikiran, wahai Paduka yang mulia.” jawab Abu Nawas tanpa sedikit pun perasaan ragu, “Tuanku yang mulia,” lanjut Abu Nawas ‘ketidakterbatasan itu ada karena adanya keterbatasan. Dan keterbatasan itu ditanamkan oleh Tuhan di dalam otak manusia. Dari itu manusia tidak akan pernah tahu di mana batas jagat raya ini. Sesuatu yang terbatas tentu tak akan mampu mengukur sesuatu yang tidak terbatas.”

Baginda mulai tersenyum karena merasa puas mendengar penjelasan Abu Nawas yang masuk akal. Kemudian Baginda melanjutkan teka-teki yang kedua.

“Wahai Abu Nawas, manakah yang lebih banyak jumlahnya : bintang-bintang di langit ataukah ikan-ikan di laut?”

“Ikan-ikan di laut.” jawab Abu Nawas dengan tangkas.

“Bagaimana kau bisa langsung memutuskan begitu. Apakah engkau pernah menghitung jumlah mereka?” tanya Baginda heran.

“Paduka yang mulia, bukankah kita semua tahu bahwa ikan-ikan itu setiap hari ditangkapi dalam jumlah besar, namun begitu jumlah mereka tetap banyak seolah-olah tidak pernah berkurang karena saking banyaknya. Sementara bintang-bintang itu tidak pernah rontok, jumlah mereka juga banyak.” jawab
Abu Nawas meyakinkan.

Seketika itu rasa penasaran yang selama ini menghantui Baginda sirna tak berbekas. Baginda Raja Harun Al Rasyid memberi hadiah Abu Nawas dan istrinya uang yang cukup banyak.

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu. “Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?”

Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata, “Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?”

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking ihdahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil: Setelah menghadap Bagiri “Aku menginginkan engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?”

“Sanggup Paduka yang mulia.” kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. “Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan.”

“Sebutkan sarat itu.” kata Baginda Raja.

“Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya.”

“Pintu apa?” tanya Baginda belum mengerti. Pintu alam akhirat.” jawab Abu Nawas.

“Apa itu?” tanya Baginda ingin tahu.

“Kiamat, wahai Padukayang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di
surga, maka dunia harus kiamat teriebih dahulu.”

Mendengar penjetasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam. Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi,”Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?” Baginda Raja tidak
menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.

 

(SELESAI)

 

Kembali ke Kisah Abu Nawas

 

 


 

Artikel lainnya :

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Abu-Nawas, Kisah-Kisah

Debat Kusir Tentang Ayam   Leave a comment


Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.

Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.

Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya, “Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?”

“Telur.” jawab peserta pertama.

“Apa alasannya?” tanya Baginda.

“Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur.” kata peserta pertama menjelaskan.

“Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?” sanggah Baginda.

Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara.

Kemudian peserta kedua maju. la berkata, “Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan.”

“Bagaimana bisa bersamaan?” tanya Baginda.

“Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami.” kata peserta kedua dengan mantap.

“Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?” sanggah Baginda memojokkan. Peserta kedua bjngung. la pun dijebloskan ke dalam penjara.

Lalu giliran peserta ketiga. la berkata; “Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur.”

“Sebutkan alasanmu.” kata Baginda.

“Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina.” kata peserta ketiga meyakinkan.

“Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada.” kata Baginda memancing.

“Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri.” peserta ketiga berusaha menjelaskan.

“Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?”

Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.

Kini tiba giliran Abu Nawas. la berkata, “Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam.”

“Coba terangkan secara logis.” kata Baginda ingin tahu.

“Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam.” kata Abu Nawas singkat.

Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak nyanggah alasan Abu Nawas.

 

(SELESAI)

 

Kembali ke Kisah Abu Nawas

 

 


 

Artikel lainnya :

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Abu-Nawas, Kisah-Kisah

Cara Memilih Jalan   Leave a comment


Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan. Tetapi tanpa keikutsertaan Abu Nawas perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan. Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengajaknya ikut serta. Abu Nawas tidak keberatan. Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.

Tak terasa mereka telah menempuh hampir separo perjalanan. Kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk. Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu. Setahu mereka kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata. Bukan hutan yang dihuni binatang-binatang buas yang justru akan membahayakan jiwa mereka.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali. Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan? Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata, “Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah saudara kembar. Tak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip. Yang satu selalu berkata jujur sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja.”

“Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?” tanya Abu Nawas.

“Tidak.” jawab kawan Abu Nawas singkat.

“Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak.” usul Abu Nawas.

Abu Nawas makan daging dengan madu bersama kawan-kawannya.

Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara. Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.

“Maaf, aku sangat sibuk hari ini. Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja. Tidak boleh lebih.” katanya. Kemudian Abu Nawas menghampiri orang itu dan berbisik. Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.

“Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan.” kata Abu Nawas mantap kepada kawan-kawannya.

“Bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?” tanya salah seorang dari mereka.

“Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri.” kata Abu Nawas.

Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan. “Tadi aku bertanya: Apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan yang mana yang menuju hutan yang indah?” Bila jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab: Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara Kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong. Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab: jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar.

 

(SELESAI)

 

Kembali ke Kisah Abu Nawas

 

 


 

Artikel lainnya :

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Abu-Nawas, Kisah-Kisah

Hadits: Memilih Waktu Yang Baik Untuk Belajar   Leave a comment


Dari Wabil ra. Berkata: Abdullah pernah mengajar kepada orang-orang setiap hari Kami, maka seorang laki-laki berkata kepadanya: “Wahai Abdur Rahman, Aku menginginkan bahwasanya kamu hendaklah memberi pengajaran kepada kami setiap hari”. Abdullah berkata: “Aku khawatir bahwasanya yang demikian akan menjadi tidak menyenangkan dan membosankan, dan sesungguhnya kau telah memilihkan waktu yang baik bagi kalian untuk belajar, sebagaimana Nabi saw. Juga telah memilihkan waktu belajar untuk kami, agar tidak membosankan kepada kami”.

 

Sumber:

‘Samudra Pilihan Hadits’ Shohih-Bukhori Karya Ust. Labib, Mz Penerbit Anugerah Surabaya 11 Syawal 1414 Hijriyah Hal.30

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Hadits, shahih-bukhori

Tagged with , ,

Einstein Ternyata Penganut Syiah   Leave a comment


Kantor berita Iran IRIB (24/9) baru-baru ini melansir sebuah berita yang menyatakan bahwa ilmuwan Albert Einstein adalah seorang penganut Syiah. Irib mengutip sebuah surat rahasia Albert Einstein, ilmuan Jerman penemu teori relatifitas itu, yang menunjukkan bahwa dirinya adalah penganut madzhab Islam tersebut.

Berdasarkan laporan situs Mouood.org, Einstein pada tahun 1954 dalam suratnya kepada Ayatollah Al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, marji besar Syiah kala itu, menyatakan, “Setelah 40 kali menjalin kontak surat-menyurat dengan Anda (Ayatollah Boroujerdi), kini saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam”.

Einstein dalam suratnya itu menjelaskan bahwa Islam lebih utama ketimbang seluruh agama-agama lain dan menyebutnya sebagai agama yang paling sempurna dan rasional. Ditegaskannya, “Jika seluruh dunia berusaha membuat saya kecewa terhadap keyakinan suci ini, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walau hanya dengan membersitkan setitik keraguan kepada saya”.

Einstein dalam makalah terakhirnya bertajuk Die Erklarung (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relatifitas lewat ayat-ayat Al-Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahjul Balaghah.

Dalam makalahnya itu, Einstein menyebut penjelasan Imam Ali as tentang perjalanan miraj jasmani Rasulullah ke langit dan alam malakut yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali as yang paling bernilai. (ags/irb)

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Kristenisasi Di Dalam Lagu ‘Haddad Alwi’   Leave a comment


Hidayatullah.com–Umat Muslim di Indonesia diimbau berhati-hati dalam membeli kaset VCD Haddad Alwi Muhammad Nabiku, terutama versi bajakan yang sudah disusupi ajaran dari agama lain.

Seorang warga Pekanbaru yang membeli keping cakram kaset tersebut, Boy (25), Selasa, mengaku kecewa dengan tidak adanya etika pihak yang telah memasukkan pesan tertentu dari isi kaset tersebut hingga bisa merusak akidah umat Islam, terutama generasi muda dan keutuhan NKRI.

“Seharusnya, hal seperti itu tidak terjadi. Nantinya kalau umat muslim bereaksi, dikatakan mereka radikal. Jadinya serba salah, karena ini menyangkut akidah,” jelasnya.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap VCD bajakan tersebut karena menyangkut akidah.

“Terutama orang tua harus berhati-hati dalam membeli produk seperti VCD tersebut yang sudah disusupi ajaran agama tertentu,” ujarnya.

Ia minta agar hal ini perlu disikapi secepatnya. “Kalau bisa peredaran VCD bajakan tersebut secepatnya dihentikan,” ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru, Muhammad Fadri, meminta pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama cepat tanggap terhadap persoalan tersebut.

“Hal ini karena sudah masuk dalam kategori penistaan agama, dan dilakukan secara sistematis. Oleh karena itu, Pemko harus bertindak cepat dengan melakukan penarikan,” katanya.

Begitupun, jika dalam kaset VCD original berindikasi penistaan agama,  maka produser maupun perusahaan yang mengeluarkan harus mempertanggungjawabkannya.

“Apalagi penistaan agama terjadi pada akhir cerita dan sangat membekas pada anak-anak,” tukasnya.

Ketua MUI Riau, Mahdini, mengatakan, pemerintah harus secepatnya mengambil tindakan dalam permasalahan ini.

Apalagi persoalan tersebut berindikasi penistaan agama yang sensitif bagi setiap orang. [kmp/hidayatullah.com]

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Kristen Membajak VCD ‘Haddad Alwi’   Leave a comment


Pekanbaru (voa-islam.com) – Umat Muslim di Indonesia dihimbau untuk berhati-hati dalam membeli kaset VCD Haddad Alwi Muhammad Nabiku terutama versi bajakan yang sudah disusupi ajaran dari agama lain.

Seorang warga Pekanbaru yang membeli keping cakram kaset tersebut, Boy (25), Selasa, mengaku kecewa dengan tidak adanya etika pihak yang telah memasukkan pesan tertentu dari isi kaset tersebut hingga bisa merusak akidah umat Islam terutama generasi muda dan keutuhan NKRI.

“Seharusnya, hal seperti itu tidak terjadi. Nantinya kalau umat muslim bereaksi dikatakan mereka radikal. Jadinya serba salah, karena ini menyangkut akidah,” jelasnya.

…”Terutama orang tua harus berhati-hati dalam membeli produk seperti VCD tersebut yang sudah disusupi ajaran agama tertentu,” ujarnya…

Wakil Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap VCD bajakan tersebut karena menyangkut akidah.

“Terutama orang tua harus berhati-hati dalam membeli produk seperti VCD tersebut yang sudah disusupi ajaran agama tertentu,” ujarnya. Ia minta agar hal ini perlu disikapi secepatnya. Kalau bisa peredaran VCD bajakan tersebut secepatnya dihentikan,” ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru, Muhammad Fadri, meminta pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementrian Agama cepat tanggap terhadap persoalan tersebut.

“Hal ini dikarenakan sudah masuk dalam kategori penistaan agama. Dan dilakukan secara sistematis. Oleh karena itu, Pemko harus bertindak cepat dengan melakukan penarikan,” katanya.

Begitupun, jika dalam kaset VCD original berindikasi penistaan agama,  maka produser maupun perusahaan yang mengeluarkan harus mempertanggungjawabkannya. “Apalagi penistaan agama terjadi pada akhir cerita dan sangat membekas pada anak-anak,” tukasnya.

Ketua MUI Riau, Mahdini, mengatakan pemerintah harus secepatnya mengambil tindakan dalam permasalahan ini. Apalagi persoalan tersebut berindikasi penistaan agama yang sensitif bagi setiap orang. (LieM/trb)

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Hadits: Sujud Tilawah Karena Ayat Sajadah   Leave a comment


 

Dari Ibnu Umar ra. Berkata: Nabi saw. Pernah membaca di hadapan kami suatu surat yang di dalamnya ada ayat sajdah, lalu beliau langsung sujud dan kami juga ikut sujud sehingga salah seorang di antara kita ada yang tidak mendapatkan tempat meletakkan dahinya untuk sujud”.

 

 

 

Sumber:

‘Samudra Pilihan Hadits’ Shohih-Bukhori Karya Ust. Labib, Mz Penerbit Anugerah Surabaya 11 Syawal 1414 Hijriyah Hal.167

 

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Hadits, shahih-bukhori

Tagged with , , ,

Hadits: Shalat Malam Bukan Shalat Wajib   Leave a comment


 

Dari Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw. Pernah shalat malam di dalam kamarnya, sedang tembok kamarnya itu pendek, maka orang-orang yang dapat melihat Nabi shalat, lalu orang-orang berdiri untuk mengerjakan shalat sebagaimana shalat beliau, lantas pada pagi harinya orang-orang membicarakan hal tersebut, lalu pada malam yang kedua Beliau shalat lagi, maka orang-orang berdiri untuk mengerjakan shalat sebagaimana shalat Beliau. Orang-orang mengerjakan yang demikian itu dua atau tiga malam, sehingga ketika sesudah demikian itu Rasulullah mengerjakan shalat malam dengan duduk dan tidak keluar. Maka ketika pada waktu subuh orang-orang menanyakan hal tersebut. Lalu Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku khawatir, kalau shalat malam itu kalian anggap shalat wajib”.

 

 


Sumber:

‘Samudra Pilihan Hadits’ Shohih-Bukhori Karya Ust. Labib, Mz Penerbit Anugerah Surabaya 11 Syawal 1414 Hijriyah Hal.154

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Hadits, shahih-bukhori

Tagged with , , , ,

Pembubaran Ahmadiyah Harus Dilakukan   Leave a comment


Menteri Agama Surya Dharma Ali (SDA) menegaskan aliran Ahmadiyah harus dibubarkan di Tanah Air. Hal tersebut disampaikannya sesaat setelah tiba di Bandara Polonia, Medan, Sumatra Utara, Senin (11/10/2010).

“Pembubaran harus dilakukan secepatnya untuk menghindari terjadinya konflik sosial berkepanjangan. Terlebih di sejumlah negara, aliran ini sudah dinyatakan bukan bagian dari Islam,” tegasnya.

Menurut Menteri Agama, ada dua alternatif yang menjadi pembahasan Kementerian Agama terkait Ahmadiyah yaitu membiarkannya berkembang atau membubarkannya.

“Pembubaran adalah langkah terbaik agar seluruh proses penyesatan ajaran Islam bisa dihentikan. Selain itu, pembubaran juga dapat menghentikan konflik sosial yang mengancam setiap saat asal tidak dipandang dari sisi negatif,” lanjutnya.

Selain itu, Surya Dharma juga mengingatkan agar pembubaran Ahmadiyah tidak didasarkan pada aspek kebencian. Ia pun mengimbau seluruh ulama dan pemuka agama Islam mau menuntun para penganut Ahmadiyah untuk kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya.

Senada dengan Surya Dharma, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) menanggapi positif pernyataan tersebut dan berharap pernyataan tersebut dapat di tindaklanjuti dengan serius.

“Kita berharap pernyataan Menteri Agama itu ditindaklanjuti secara konkrit dengan mengajak Menteri dalam negeri dan Jaksa Agung sebagai pihak yang mengeluarkan SKB Pelarangan Ahmadiyah untuk membuat rekomendasi kepada Presiden agar segera dikeluarkan Keppres yang melarang ajaran Ahmadiyah yang sesat dan menyesatkan serta membubarkan organisasi Ahmadiyah yang memalsukan agama Islam, kumpulan kaum murtad dan memurtadkan. Memang sudah saatnya Ahmadiyah dibubarkan!” tegasnya.

Sebelumnya sudah berkali-kali para ulama dan para pimpinan umat Islam di Indonesia menuntut pemerintah presiden SBY agar tidak ragu-ragu melaksanakan kewenangannya berdasarkan PNPS Nomor 1 Tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. (mj)

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

35 Sekolah Katolik Terima Buku-Buku Islam   Leave a comment


REPUBLIKA.CO.ID,BLACKBURN– Tiga puluh sekolah dasar Katolik yang berada di bawah Keuskupan Blackburn merasa gembira karena mendapatkan sumbangan paket buku pelajaran mengenai Islam dari Dewan Muslim Inggris (MCB) yang didonasikan oleh Fountain of Abundance.

Dekan Blackburn, Pastor Christopher Armstrong, dan pejabat pengembangan dialog, Anjum Anwar, sangat senang bisa bekerja sama dengan MCB sehingga program ini bisa berjalan. Presentasi kerja sama ini akan dilakukan di Kategral Blackburn, Rabu (13/10) sore waktu setempat.

Penasihat Senior Dewan Pendidikan Sekolah Keuskupan Blackburn, Lisa Fenton, mengatakan sumbangan buku pelajaran Islam ini merupakan kesempatan bagus bagi sekolah untuk mendapatkan sumber pengetahuan agama yang berkualitas. Melalui buku-buku ini diharapkan para murid bisa mendalami, menemukan, dan mendapatkan pengalaman otentik mengenai agama-agama dunia sehingga dapat meningkatkan pengalaman belajar. ”Kami sangat berterima kasih kepada MCB dan Fountain Abundance untuk kontribusi mereka,” ujarnya.

Sekjen MCB, Farooq Murad, mengatakan, ”Sangat penting bahwa kami mempromosikan dan menjaga toleransi, pemahaman dan saling menghormati di antara masyarakat kita.”

”Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk melakukan hal ini, sehingga orang-orang muda kita tumbuh dengan pemahaman yang benar tentang orang-orang di sekitarnya. Saya pun berterima kasih kepada Fountan of Abundace atas dukungan buku-buku materi pelajarannya,” tutur Murad.

Red: Budi Raharjo
Rep: Islamonline

Posted 13 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan