Archive for 1 Oktober 2010

Subhanallah, Orang Amerika Banyak Masuk Islam   2 comments


Syabab.Com – Islam akan meliputi ujung timur dan ujung barat dunia, demikian telah dikabarkan oleh Rasulullah Saw. yang mulia. Hal itu insya Allah akan terbukti, ketika Khilafah kali kedua berdiri kembali. Meskipun serangan terhadap Islam serta sentimen anti Islam terjadi di AS, angka menunjukkan ribuan orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya. Sekitar 20.000 orang Amerka masuk Islam setiap tahun, kata koresponden Press TV di Washington mengatakan.

“Belajar tentang Tuhan dan Pencipta kita benar-benar mengilhami saya, dari Malcolm X dan dari apa yang saya baca tentang Islam untuk kembali pada keadaan keyakinan alami kita,” kata Umar Abdul Wahab, seorang yang baru saja masuk Islam.

Wahab yang sebelumnya seorang nasrani atau beragama Kristen tersebut, sekarang menghadiri Dar Al-Hijrah Centre di Falls Crurch, Virgina.

“Bagi saya Islam adalah penyerahan total kepada Pencipta kita, penyerahan total kepada yang Dia inginkan kita untuk berbuat, dan mengikuti jalan Nabi Muhammad,” lanjut Wahab.

Wahab mengatakan bahwa dia masuk Islam setelah dirinya menyadari mengikuti berbagai kursus. Melepaskan konvensi yang lama bukanlah hal yang mudah.

“Orang tua saya [akhirnya] melihat bahwa Islam membuatku menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya dan mereka datang untuk menghormati itu… mereka benar-benar mengagumi saya karena berdiri untuk keyakinanku,” dia menambahkan.

Bagaimana pun juga, kemarahan yang didorong oleh anti-Islam telah menyapu Amerika dalam beberapa pekan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh seorang pendeta Florida yang telah menyerukan “Hari Membakar Quran” pada peringatan kesembilan serangan 9/11. Bisa jadi munculnya sentimen anti-Islam adalah akibat meningkatnya dakwah Islam di negeri paman tersebut, sehingga orang-orang kafir merasa iri dengan kemulian Islam.

Masuknya orang-orang di Barat memang tidak masuk begitu saja, kecuali setelah sebelumnya ada proses mengajak atau dakwah dari kaum Muslim lainnya. Sudahkah kaum Muslim mengajak orang-orang masuk Islam termasuk mengajak kaum Muslim untuk mematuhi Islam secara menyeluruh? Di Eropa, Peran Muslim di Barat akan dibahas dalam sebuah konferensi di Copenhagen, Ahad mendatang.

Jika di Amerika saja, banyak orang kafir masuk Islam dan menyatakan penyerahan diri secara total kepada Allah Swt serta mengikuti jalan Nabi Saw., lalu atas alasan apa, kaum Muslim di ngeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini malah menyepelekan Islam dan menjadikan Islams sebatas ritual saja. Sungguh memalukan bila kaum Muslim di sini malah mengambil ide-ide barat, yang di negerinya sendiri telah dibuah, dan mereka beralih kepada Islam. [m/f/prstv/syabab.com]

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Tagged with ,

840 Orang Masuk Islam Ramadhan 1431 H   2 comments


Komite Pengenalan Islam di Kuwait melaporkan bahwa jumlah pemeluk baru Islam di negara itu selama bulan Ramadhan tahun ini mencapai 840 orang dari berbagai negara, dan itu melalui kampanye dakwah yang membawa slogan “Islam mereka adalah permulaan dan pengajaran mereka amanah”.

Said Jamal Shati, Asisten Direktur Jenderal Komisi: “Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat Islam akan pentingnya dan keutamaan dakwah dan menorong mereka untuk memperkenalkan Islam kepada yang pemeluk lain dengan bijaksana dan penjelasan yang baik, dan untuk menjelaskan prinsip-prinsip toleransi agama yang lurus ini melalui berbagai media”.

Dia menambahkan: “Komite menyeru non-Muslim dari komunitas lain melalui berbagai sarana dakwah dan informasi yang diterjemahkan dalam beberapa bahasa dan versi, baik itu audio, visual, brosur dan buku-buku saku tentang pentingnya Al-Qur’an dan penjabaran maknanya untuk memberi petunjuk orang lain kepada Islam”.

Perlu dicatat bahwa Komite Pengenalan Islam di Kuwait dirancang untuk mengenalkan Islam kepada non-Muslim dan menyeru mereka kepada Islam, dan penjagaan para mualaf baru dan mengajarkan bahasa Arab untuk non-penutur asli, dan mendidik masyarakat Muslim.

Komite ini mencakup lebih dari 80 dai yang dapat berbicara dengan berbagai bahasa dunia dan lebih dari 15 kantor cabang di wilayah negara, telah mendistribusikan lebih dari dua juta sarana dakwah gratis setiap tahun.

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Gay dan Lesbi Lebih Rendah Dari Binatang   Leave a comment


Festival film yang bertema gay dan lesbian, Q! Film Festival, akan berlanjut ke ranah hukum.  Pasalnya, pihak Q-Munity tidak mengindahkan Surat Himbauan yang ditujukan untuk mereka agar menghentikan segala kegiatan Festival Film yang bergenre Homoseksual, karena tidak sesuai dengan Negara Indonesia yang berketuhanan dan memegang teguh norma kesusilaan.

Tadi pagi, Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam (DPD-FPI) DKI Jakarta melaporkan Yayasan Q-Munity Kesetaraan Indonesia yang mengadakan festival film gay yang berdalih untuk mengkampanyekan HAM dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS itu ke polisi.

Laporan itu didaftarkan oleh Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas didampingi Ketua Bidang Dewan Pengurus Pusat Front Pembela Islam (DPP-FPI) Urusan Advokasi, Munarman, SH, di Polda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta.

“Hari ini, DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas akan melaporkan Pengelola Website Q! Munity dan panitia penyelenggara Q! Film Festival karena terkandung materi-materi berbau pornografi atau persenggamaan sesama jenis yang tidak wajar,” papar Munarman.

“Kita laporkan secara hukum dengan pasal UU Pornografi dan UU ITE,” lanjut Munarman.

Habib Salim Alatas pun mengaku telah memiliki bukti CD yang berisi potongan adegan film gay yang dirasa terlalu vulgar dan dapat dijerat UU ITE.

“Tim kami sudah melihat bahwa, ada potongan film adegan ciuman laki-laki dengan laki-laki. Kita sudah ada bukti CD-nya,” ujar beliau.

FPI sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa yang menuntut agar festival film gay itu tidak diteruskan. Aksi digelar di Pusat Kebudayaan Jerman,  Perancis, Belanda, dan Jepang. Namun, festival yang disponsori sejumlah LSM Liberal dan beberapa pusat kebudayaan asing ini tetap digelar meski dengan beberapa perubahan.

FPI menuntut Q-munity dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Pidana. “Kita menuntut sesuai hukum yang berlaku, karena ini tentang perkawinan tidak wajar. Ini menyimpang,” ujarnya.

Sebelumnya, FPI melakukan unjuk rasa di beberapa pusat kebudayaan asing yang menayangkan film-film bertemakan Lesbian, Gay, Bisexsual, dan Transexual (LGBT). FPI memberi peringatan agar pemutaran film bertemakan LGBT dihentikan segera. FPI menilai film-film tersebut bertentangan dengan norma agama, adat, dan negara. “Selambat-lambatnya, dalam kurun waktu 1 X 24 jam dihentikan, atau kita mengambil langkah tegas,”ujar Salim.

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Tidak Dikategorikan

Semangat Anshor Panji Rasulullah saw   Leave a comment


Kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat kuat, jelas, benar, ringkas tapi padat dan indah. Ketika delegasi Bani Tamim datang pada tahun pendelegasian ke Madinah, mereka mengatakan kepada Rasulullah SAW, “Kami datang untuk menantangmu, maka izinkan kepada penyair kami dan pengkhutbah kami.” Rasulullah SAW tersenyum seraya berkata kepada mereka,

قَدْ أَذِنْتُ لِخَطِيْبِكُمْ فَلْيَقُلْ

“Aku mengizinkan kepada pengkhutbah kalian. Bicaralah!”

Tsabit bin Qais adalah pengkhutbah dan prajurit yang unggul. Ia memiliki jiwa besar, hati yang khusyu’, lagi taat. Ia seorang yang sangat takut kepada Allah SWT.

Ia mengikuti perang Uhud dan peperangan-peperangan setelahnya bersama Rasulullah SAW. Dalam peperangan menghadapi kaum murtad, ia memegang panji kaum Anshar. Dalam perang Yamamah, ia melihat peristiwa penyerangan yang sangat sengit yang dilakukan pasukan pimpinan Musailamah al-Kadzdzab terhadap kaum muslimin di awal peperangan. Maka ia berteriak dengan suaranya yang lantang, “Demi Allah, tidak demi-kian kami dahulu berperang bersama Rasulullah SAW.”

Kemudian ia pergi, lalu kembali dalam keadaan telah me-makai obat pengawet dan memakai kain kafannya. Ia berteriak lagi, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang dibawa oleh mereka yakni pasukan Musailamah al-Kadzdzab dan aku memohon ampunan kepadaMu dari apa yang diperbuat oleh mereka, yakni ketidak segeraan kaum muslimin dalam berperang.” Kemudian Salim maula Rasulullah SAW yang membawa panji kaum Muhajirin bergabung kepadanya. Keduanya menggali lobang untuk dirinya, sebuah lobang yang cukup dalam, kemudian keduanya turun di dalamnya dalam keadaan berdiri. Keduanya lalu menimbuni pasir pada dirinya hingga mencapai pinggang masing-masing. Keduanya menebas setiap orang yang mendekatinya dari pasukan kaum Musailamah al-Kadzdzab dengan pedangnya hingga keduanya mati syahid di tempatnya. Kesyahidan keduanya ini adalah seruan paling besar yang ber-jasa mengembalikan kaum muslimin ke tempat mereka semula, dan menjadikan pasukan Musailamah al-Kadzdzab sebagai debu yang diinjak-injak oleh telapak kaki.

Demikianlah keberanian dan jihadnya di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah. Sekarang marilah kita lihat kewara’an dan ketakwaannya, serta air matanya yang mengucur karena malu dan takut kepada Allah. Marilah kita perhatikan air mata kaum yang shalih pada orang yang shalih ini.
Ketika turun ayat ini, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18).

Tsabit bin Qais mengunci pintu rumahnya, lalu duduk sambil menangis. Ia masih saja seperti ini beberapa waktu lama-nya, hingga Rasulullah SAW mengetahui perihalnya. Ketika beliau memanggilnya dan bertanya kepadanya, maka Tsabit berkata, “Wahai Rasulullah SAW, aku suka baju bagus dan sandal bagus, tetapi aku takut termasuk orang-orang sombong dengan semua ini.” Mendengar hal itu, Nabi SAW menjawab dengan tertawa karena ridha,

إِنَّكَ لَسْتَ مِنْهُمْ، بَلْ تَعِيْشُ حَمِيْدًا وَتُقْتَلُ شَهِيْدًا، وَيُدْخِلُكَ اللهُ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya kamu bukan termasuk golongan mereka, tetapi kamu hidup dalam keadaan terpuji, kamu gugur sebagai syahid dan Allah memasukkanmu ke dalam surga.” (HR. al-Baihaqi, 2/ 243)

Ketika turun firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak ter-hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (Al-Hujurat: 2).

Tsabit mengunci pintu rumahnya, dan langsung menangis. Ketika Rasul SAW merasa kehilangan dia, maka beliau bertanya tentangnya. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk me-manggilnya. Tsabit pun datang dan Rasul SAW bertanya tentang penyebab ketidak hadirannya. Maka ia menjawab Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat keras suaranya. Aku telah mengeraskan suaraku melebihi suaramu, wahai Rasulullah. Kalau begitu, sia-sialah amalku, dan aku termasuk ahli neraka.”

Rasulullah SAW menjawab,

إِنَّكَ لَسْتَ مِنْهُمْ، بَلْ تَعِيْشُ بِخَيْرٍ وَتَمُوْتُ بِخَيْرٍ وَتَدْخُلُ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya kamu bukan termasuk golongan mereka, tetapi kamu hidup dengan kebaikan dan mati dengan membawa ke-baikan, dan kamu akan masuk surga.”**

Ternyata kabar kenabian dari Nabi tercinta, Muhammad SAW terbukti dalam peperangan menghadapi Musailamah al-Kadzdzab, dan ia (Tsabit) gugur sebagai syahid dalam peperangan tersebut.

Mahabenar Allah, ketika berfirman,“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki.” (Ali Imran: 169).

CATATAN:
* Tsabit bin Qais bin Syammas al-Khazraji al-Anshari adalah seorang sahabat yang menjadi peng-khutbah Rasulullah SAW, dia mengikuti perang Uhud dan setelahnya, dia mati syahid pada saat perang Yamamah tahun 12 H, lihat al-A’lam 2/98
** Rijal Haula ar-Rasul SAW , Khalid Muhammad Khalid, hal. 214-220, dengan sedikit perubahan

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Seekor Keledai Yang Hidup Kembali   Leave a comment


Dari Abu Sabrah an-Nakha’i berkata, “Seorang lelaki dari wilayah Yaman pergi menuju suatu tempat. Tiba-tiba di tengah perjalanan keledainya mati. Lalu ia bangkit untuk mengambil air untuk berwudhu, shalat dua rakaat kemudian berdoa, ‘Ya Allah, aku datang ke tempat ini dari daerah Dafinah – Nama suatu tempat- untuk berjihad di jalanMu dan mencari ridhaMu. Aku bersaksi bahwa Engkaulah yang maha menghidupkan makhluk yang telah mati, yang membangkitkan orang-orang dari kubur, jangan Engkau berikan karunia kepada seorang pun di hari ini, karena pada hari ini aku mohon kepadaMu untuk menghidupkan keledaiku.’

Seketika saja keledai itu bangun sambil mengibas-ngibaskan kedua telinganya.

Ibnu Abi ad-Duniya menyebutkan kisah ini dari riwayat lain dalam kitab Man ‘Asya Ba’dal Maut, bahwa orang tersebut segera meletakkan pelana di atas punggung keledainya dan menung-ganginya untuk menyusul teman-temannya. Ketika bertemu, mereka bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?” Ia menjawab, “Allah telah menghidupkan kembali keledaiku.” Asy-Sya’bi berkata, “Aku pernah melihat keledai tersebut di jual di Kufah.”

(SUMBER: Al-Bidayah wan Nihayah, 6/175; Man ‘Asya Ba’dal Maut, 48)

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with

Berkah Makanan   Leave a comment


Abdurrahman bin Abu Bakar bertutur, “Abu Bakar beserta seorang tamu atau beberapa orang tamu datang ke rumah. Sebelumnya pada sore hari mereka berada di rumah Nabi SAW. Ketika Ayahku tiba, ibuku berkata, ‘Aku tidak bisa menjamu tamumu.’ Abu Bakar bertanya, ‘Apakah kamu tidak mempunyai makanan untuk makan malam?’ Isteri Abu Bakar berkata, ‘Kami tidak sanggup memberi makan tamu itu atau para tamu itu …’

Kemudian Abu Bakar marah, kesal dan bersumpah tidak akan memberi makan isterinya. Lalu aku bersembunyi. Abu Bakar memanggil, ‘Wahai Ghuntsur.’ Isteri Abu Bakar juga ber-sumpah tidak memberi makan Abu Bakar sebelum Abu Bakar memberi makan dirinya.

Abu Bakar berbisik, ‘Sepertinya sumpah serapah ini datang dari setan.’
Kemudian Abu Bakar berdoa kepada Allah memohon ma-kanan, (tiba-tiba makanan tersebut menjadi banyak) Lalu dia makan begitu juga para tamu. Setiap kali mereka menyantap, makanan itu semakin bertambah lebih banyak.

Abu Bakar berkata, ‘Wahai saudariku dari bani Firas, Lihatlah, apa yang terjadi pada makanan ini?’

Isterinya menjawab, ‘Aku sangat bahagia, makanan ini men-jadi lebih banyak dari sebelum kita memakannya.’ Kemudian mereka semua makan dan mengirim sebagian makanan itu kepada Rasulullah SAW.

Diriwayatkan pula bahwa beliau SAW menyantap sebagian makanan tersebut. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, 6141; Muslim, 2057; Ahmad, 1/197)

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with ,

Seorang Alim Pemberani dan Penguasa Kejam   Leave a comment


‘Aun bin Abi Syidad berkata, “Aku mendengar berita bahwa setelah kabar Said bin Jubair sampai ke telinga al-Hajjaj bin Yusuf, Ia mengutus seorang komandan dari penduduk Syam disertai 20 orang pengawal untuk menangkap Said.

Ketika mereka mencarinya tiba-tiba bertemu dengan seorang pendeta yang tinggal di sebuah biara. Mereka menanyakan keberadaan Said kepada pendeta tersebut. Pendeta meminta, ‘Coba kalian sebutkan identitas orang itu!’ Setelah disebutkan ciri-cirinya, pendeta memberitahu alamat rumah orang yang dicari.

Setelah itu, mereka pergi ke tempat yang telah ditunjukkan pendeta. Mereka mendapati Said sedang sujud, kemudian mereka mendekati dan mengucapkan salam kepadanya. Said bangun dari sujud untuk menyelesaikan shalatnya kemudian menjawab salam mereka.

Mereka berkata, ‘Kami disuruh al-Hajjaj untuk menangkapmu, maka menyerahlah.’ Said membaca Tahmid, memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu berjalan dalam pengawalan mereka sampai tiba di biara sang pendeta.

Pendeta berkata, ‘Segeralah kalian naik ke tingkat rumah sebelum malam datang, sebab singa jantan dan betina biasa mengelilingi biara ini!’ Mereka pun mengikuti perintah pendeta. Adapun Said, dia enggan masuk biara.

Para pengawal berkata, ‘Pasti kamu ingin melarikan diri!’
Said menjawab, ‘Tidak. Hanya saja saya tidak akan pernah memasuki rumah orang musyrik.’

Mereka berkata, ‘Kami tidak mungkin membiarkanmu begitu saja, nanti kamu dimakan singa sehingga kamu mati.’

Said menjawab, ‘Tidak mengapa! Allah senantiasa menyertaiku, Dialah Dzat yang akan menghindarkankanku dari serangan, bahkan akan menjadikannya sebagai pelindung di sekelilingku. Insya Allah singa itu akan melindungiku dari segala kejahatan.’

Pengawal bertanya, ‘Apakah kamu seorang Nabi?’
Said menjawab, ‘Aku bukan Nabi! Aku hanyalah seorang hamba dari hamba-hamba Allah, manusia yang biasa berbuat salah dan dosa.’

Pendeta berkata, ‘Berilah aku jaminan, yang bisa membuat aku percaya!’
Para pengawal meminta kepada Said agar memenuhi permintaan pendeta.

Said berkata, ‘Aku berjanji demi Allah Yang Mahaagung yang tidak ada sekutu bagiNya, Insya Allah aku tidak akan meninggalkan tempat ini hingga pagi hari.’

Pendeta berkata kepada para pengawal, ‘Naiklah kalian ke tingkat, pasanglah tali panah kalian untuk mengusir binatang buas dari seorang hamba yang shalih ini! ‘

Setelah naik mereka memasang tali panah. Tiba-tiba singa betina datang dan mendekati Said, menggaruk-garukkan dan mengusapkan tubuhnya ke tubuh Said, kemudian duduk di dekatnya. Kemudian singa jantan pun datang dan melakukan sebagaimana yang dilakukan singa betina.

Ketika pendeta menyaksikan kejadian ini dan para pengawal telah turun dari tingkat pada keesokan harinya, sang pendeta bertanya kepada Said tentang ajaran dan sunnah Rasulullah yang dipegangnya. Said menerangkan secara terperinci. Akhirnya sang pendeta pun masuk Islam.

Kemudian komandan dan para pengawal membawa Said untuk berpamitan.

Mereka berkata kepada Said, ‘Kami telah bersumpah setia kepada al-Hajjaj, dan kami tidak bisa melepaskan kamu sebelum kamu dibawa ke persidangan.’

Said menjawab, ‘Laksanakan! Tidak ada seorang pun yang dapat menolak keputusan Allah.’

Mereka membawa Said ke ruang persidangan. Setelah hakim memukul palu dan persidangan selesai, Said berkata, ‘Aku yakin sebentar lagi ajalku tiba. Jatah hidupku telah habis, malam ini, berilah aku kesempatan untuk menyambut kematian dan bersiap-siap menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.’

Di antara mereka ada yang berkata, ‘Dia tanggunganku, Insya Allah jika membantah akan aku serahkan dia kepada kalian.’

Ketika mereka mengunjungi Said, mereka menyaksikan air mata mengalir dari kedua mata Said, rambutnya kusut, wajahnya pucat. Sejak mereka menangkapnya, Said tidak pernah makan, minum maupun tertawa.

Mereka bertanya, ‘Bagaimana siksaan yang menimpamu karena perbuatan kami? Mintakanlah kami ampunan kepada Tuhanmu kelak di hari mahsyar.’ Lalu mereka meninggalkan Said. Kemudian Said mandi, keramas dan mencuci bajunya.

Menjelang pagi, pengawal Said datang lagi untuk membawanya menghadap al-Hajjaj, Setibanya di tempat al-Hajjaj, dia bertanya, ‘Apakah kalian menghadapku dengan membawa Said bin Jubair?’

Mereka menjawab, ‘Ya.’ Dia bertanya kepada kami penuh keheranan. Kemudian wajahnya berpaling dari mereka sambil memerintah, ‘Suruh dia masuk ke ruanganku!’ Setelah dimasukkan ke ruangannya, al-Hajjaj bertanya, ‘Siapakah namamu?’

Said Menjawab, ‘Said bin Jubair (orang yang bahagia anak orang yang kuat).’

Al-Hajjaj berkata, ‘Engkau adalah Syaqiy bin Kasir (orang yang sengsara anak orang yang hancur)!’
Said Menjawab, ‘Ibukulah yang lebih tahu maksud dia memberi nama aku seperti itu daripada kamu!’

Al-Hajjaj berkata, ‘Engkau sengsara dan menyengsarakan ibumu!’
Said menjawab, ‘Ini adalah perkara gaib, yang hanya diketahui oleh orang selain kamu.’

Al-Hajjaj berkata, ‘Duniamu akan aku ganti dengan kobaran api. Wahai Said, pilihlah dengan cara apa aku harus menghabisi nyawamu!’
Said menjawab, ‘Wahai al-Hajjaj, pilihlah sendiri, sesuai dengan keinginanmu. Demi Allah, cara apapun yang akan engkau pergunakan untuk menghabisi nyawaku, maka cara seperti itu pulalah yang akan engkau dapati saat kematianmu kelak!’

Al-Hajjaj berkata, ‘Bawa dia pergi, lalu bunuhlah!’
Ketika Said keluar dari pintu ia tertawa. Kejadian ini dilaporkan kepada al-Hajjaj maka al-Hajjaj meminta agar Said dibawa masuk kembali.

Al-Hajjaj bertanya, ‘Apa yang membuatmu tertawa?’
Said menjawab, ‘Aku heran atas kelancanganmu terhadap Allah, sementara Allah berlemah lembut kepadamu.’

Al-Hajjaj minta agar Said diterlentangkan di atas permadani, lalu berkata, ‘Bunuhlah!’

Said menjawab, ‘Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.’ (Al-An’am: 79).

Al-Hajjaj berkata, ‘Palingkan ia dari arah kiblat!’
Said menjawab, ‘Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.’ (Al-Baqarah: 115).

Al-Hajjaj berkata, ‘Telungkupkan wajahnya!’
Said berkata, ‘Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.’ (Thaha: 55).

Al-Hajjaj berkata, ‘Sudah, penggal lehernya!’
Said menjawab, ‘Sungguh aku bersaksi tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan utusanNya. Penggallah, mudah-mudahan kepala ini akan bertemu dengan jasadku di hari kiamat kelak.’ Kemudian Said berdoa, ‘Ya Allah, sepeninggalku ini jangan lagi ada seorang pun yang mati atas kekejamannya.’

Kemudian Said dipenggal di atas hamparan permadani. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat kepadanya.”(Al-Hilyah, 4/291)

Aun bin Abi Syidad berkata, “Berita yang sampai kepada kami adalah bahwa al-Hajjaj hanya hidup 15 hari setelah peristiwa ini. Ia terserang tumor perut. Dokter spesialis didatangkan guna mengoperasi perut dan mengangkat tumor tersebut. Tetapi mereka gagal karena daging yang dijahit lengket dengan darah setelah satu jam dari pelaksanaan operasi. Sadarlah ia bahwa umurnya tidak lama lagi.

Di samping itu terdapat kabar lain bahwa di akhir kehidupan al-Hajjaj, ia selalu memanggil-manggil, ‘Said bin Jubair, apa dosaku padamu, mengapa setiap kali aku ingin tidur kamu selalu menarik-narik kakiku !!” (Al-Hilyah, 4/294)

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with , ,

Cahaya Hikmah dan Penerangan Iman   Leave a comment


Ia acapkali berkata kepada orang-orang di sekitarnya, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang sebaik-baik amal kalian, yang terbaik di sisi Pencipta kalian, yang lebih meninggikan derajat kalian, dan lebih baik daripada dirham dan dinar?!” Mereka pun segera bertanya kepadanya, “Apakah itu, wahai Abu Darda’?” Ia menjawab, “Berdzikir kepada Allah… dan sung-guh berdzikir kepada Allah itulah yang terbesar.”

Sejak ia masuk Islam dan iman masuk ke dalam hatinya, sedangkan ia bersama Rasulullah SAW, ia belajar dari beliau, dan berjihad bersamanya hingga kemenangan dari Allah datang. Ia menempati “mihrab hikmah” dan menadzarkan hidupnya untuk menyebarkan hakikat dan keyakinan.

Ia menetapi keimanannya. Ia berbuat sesuai keimanan dalam hal tekad, kesadaran dan keagungan. Hingga ia mencapai tingkat kejujuran yang kuat, tingkatan orang-orang yang shalih. Ia bermunajat kepada Tuhannya seraya membaca ayat-Nya, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam’.” (Al-An’am: 162).

Abu Darda’ berkata dalam hadits tentang dirinya, “Aku masuk Islam bersama Nabi a, sedangkan aku seorang pedagang. Aku ingin agar ibadah dan perniagaan berkumpul padaku, tetapi keduanya tidak bisa berkumpul. Akhirnya, aku tinggalkan perniagaan dan bergiat untuk beribadah. Hari ini aku tidak gembira bila aku berdagang lantas aku mendapatkan keuntungan 300 dinar setiap harinya. Bahkan seandainya kedaiku berada di pintu masjid. Ketahuilah, sesungguhnya aku tidak berkata kepada kalian bahwa Allah mengharamkan jual beli, tetapi aku ingin agar aku bersama golongan orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah.”

Ketika Qubrus ditaklukkan dan harta rampasan perang diangkut ke Madinah, orang-orang melihat Abu Darda’ RA menangis. Orang-orang mendekatinya dengan tercengang untuk bertanya kepadanya, dan yang mengajukan pertanyaan kepadanya ialah Jubair bin Nufair. Ia bertanya kepadanya, “Wahai Abu Darda’, apakah yang membuatmu menangis pada hari di mana Allah memuliakan Islam dan pemeluknya?” Abu Darda’ menjawab, “Kasihan kamu, wahai Jubair. Betapa hinanya manusia, ketika mereka meninggalkan perintahNya. Dulu mereka adalah bangsa yang jaya, memiliki raja. Tapi karena mereka meninggalkan perintah Allah, maka mereka menjadi seperti yang kamu lihat.”

Dari sini ia mengemukakan alasan kekalahan yang demikian cepat yang dialami pasukan kaum muslimin di negeri-negeri yang telah ditaklukkan. Dari sini sebenarnya ia khawatir jika kaum muslimin mengalami hari-hari seperti itu.

Para sahabatnya menjenguknya pada saat ia sakit, ternyata mereka menjumpainya sedang tidur di atas tempat tidur yang terbuat dari kulit. Mereka berkata, “Kalau kamu suka, kamu akan mendapatkan tempat tidur yang lebih baik dan lebih nyaman.” Ia menjawab, “Negeri kami di sana, untuknya kami mengumpulkan dan kepadanya kami akan kembali. Kami akan berangkat ke sana, dan kami berbuat untuknya.”

Di masa kekhalifahan Imam Syahid Utsman bin Affan RA, Mu’awiyah RA menjabat sebagai gubernur Syam. Sesuai keinginan Khalifah, Abu Darda’ RA mau menjabat sebagai Qadhi Syam pada saat itu adalah sebuah peradaban yang melimpah dengan kesenangan dan kenikmatan hidup. Tapi Abu Darda’ RA berdiri dengan kukuh menghadapi semua orang yang tergoda oleh kesenangan duniawi. Sepertinya penduduk Syam merasa terganggu dengan nasihat-nasihat Abu Darda’ yang selalu menyuruh mereka untuk meninggalkan harta dan kekayaan mereka. Abu Darda’ RA mengumpulkan mereka dan berkhutbah di tengah-tengah mereka, “Wahai penduduk Syam, kalian adalah saudara seagama, tetangga senegeri, dan penolong dalam menghadapi para musuh. Tetapi mengapa aku melihat kalian tidak punya rasa malu?! Kalian mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, membangun apa yang tidak kalian huni, mengharapkan apa yang tidak kalian capai. Generasi-generasi sebelum kalian mengumpulkan harta yang sangat banyak, berharap sangat tinggi, dan membangun dengan sangat kukuh. Lantas apa yang mereka kumpulkan itu menjadi sia-sia, harapan mereka hanya tipuan, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan. Mereka adalah kaum ‘Ad yang memenuhi antara Adn hingga Aman dengan harta benda dan anak-anak.” Kemudian ia berkata dengan ejekan, “Siapakah yang mau membeli peninggalan kaum ‘Ad kepadaku seharga dua dirham?”

Abu Darda’ RA memuliakan ulama yang gemar beramal dan ia sangat menghormati mereka. Ia pernah berdoa kepada Tuhannya dengan ucapan, “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kutukan (laknat) hati para ulama kepadaku.” Ditanyakan kepadanya, “Bagaimana hati mereka melaknatmu?” Ia menjawab, “Hati mereka tidak menyukaiku.”

Inilah Abu Darda’ RA yang zuhud, ahli ibadah dan banyak bertaubat. Dialah orang yang ketika manusia memuji ketakwaannya dan memohon doanya, maka ia memberi jawaban kepada mereka dengan ketawadhu’an yang kukuh, “Aku tidak bisa berenang dengan baik, dan aku takut tenggelam.”

Dengan semua ini, dia mengira tidak bisa berenang dengan baik?! Tetapi adakah yang mengherankan. Engkau adalah didikan Rasulullah SAW, murid al-Qur’an, putra Islam pertama, serta sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq RA, al-Faruq Umar bin al-Khaththab RA, Imam Syahid Utsman bin Affan RA dan Imam Ali bin Abi Thalib RA.

(Dinukil dari Rijal Haula ar-Rasul SAW, hal. 244-251)

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Kabar Burung   Leave a comment


Al-Qasim menuturkan, “Jika aku pergi, maka aku mampir terlebih dahulu ke rumah Aisyah untuk mengucapkan salam kepadanya. Suatu hari aku pergi, ternyata ia berdiri dalam keadaan bertasbih dan membaca firman Allah SWT, ‘Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka.’ (Ath-Thur: 27).

Ia berdoa dan menangis seraya mengulang-ulang ayat tersebut, sehingga aku jemu berdiri, lalu aku pergi ke pasar untuk keperluanku. Kemudian aku kembali, ternyata ia masih berdiri seperti sediakala dalam keadaan shalat dan menangis.”*

Itulah Aisyah Ummul Mukminin RHA yang dizhalimi orang-orang muslim menurut zhahirnya, padahal mereka sebenarnya adalah kaum munafik, dalam peristiwa berita dusta yang nyaris menghancurkan rumah tangga Nabi SAW dalam peristiwa yang menyakitkan dari pihak kaum munafik dan kaum yang berakhlak buruk yang tidak memperhatikan bahwa dia adalah istri Nabi SAW dan bahwa dia dizhalimi, padahal dia lebih suci daripada mereka. Tetapi ini adalah fitnah yang sepanjang zaman selalu menampakkan bisa dan kuman yang ingin mencemari orang-orang bersih dan orang-orang baik secara zhalim dan dusta. Tetapi orang yang dizhalimi tidak bisa berbuat apa-apa selain menuju dan bersandar ke haribaan Allah SWT. Berapa banyak kita mendengar manusia hina memfitnah orang-orang baik dengan tuduhan dusta padahal mereka terbebas dari semua tuduhan tersebut, kecuali karena mereka kaum yang shalih, mendapatkan taufik dan meraih kesuksesan. Manusia yang hina, mereka sebenarnya bukanlah manusia, tetapi setan pengecut yang dengki dan hasad terhadap setiap orang yang diberi taufik oleh Allah SWT. Orang-orang yang mengigau ini tidak mempunyai senjata kecuali memberitakan melalui berbagai surat kabar kaum sekuler yang hina seperti mereka. Mereka lupa bahwa Allah SWT Memberikan balasan lagi Mahaperkasa, Dia menangguhkan dan bukan membiarkan. Mahabenar Allah, ketika berfirman, “Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.” (Thaha: 61).

Dusta adalah senjata kaum pengecut, kaum munafik, dan manusia yang hina. Karena itu, Aisyah SAW menangis siang malam, karena masalahnya sungguh menyakitkan, mengapa orang yang tidak bersalah dan tidak pernah menyakiti siapa pun dituduh.

Lebih terkutuk dari kezhaliman ini adalah menuduh berzina wanita yang baik-baik lagi beriman. Kemudian datang pembebasan terhadap Ummul Mukminin Aisyah SAW dari atas tujuh langit di dalam al-Qur’an yang akan selalu dibaca hingga Hari Kiamat, sehingga setiap munafik lagi pendusta terdiam. Demikianlah Ummul Mu’minin terbebas dari berita dusta yang ditebarkan oleh kaum munafik yang tidak menginginkan ke-baikan tetapi menginginkan fitnah. Bagi Merekalah hukuman di dunia dan akhirat, serta mereka diancam al-Qur’an dengan adzab yang pedih. Mahabenar Allah SWT, ketika berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagimu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar.” (An-Nur: 11)

Demikianlah air mata Ummul Mukminin Aisyah RHA tumpah demi mengharapkan pahala dan berlindung kepada Dzat yang tiada tempat berlindung kecuali kepadaNya… sehingga dia mendapatkan pembebasan dari Allah SWT.

CATATAN:

* as-Samth ats-Tsamin fi Manaqib Ummahat al-Mu’minin, Abu al-Abbas Ahmad ath-Thabari, hal. 90

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Jasad Penghafal Al Qur’an   Leave a comment


JOMBANG .Warga Dusun Bangunrejo Desa Gondek Kec Mojowarno geger. Pasalnya, salah satu warga menemukan salah satu jasad yang berumur 28 tahun itu masih utuh. Penemuan jasad yang diketahui bernama Mbok Raki itu pertama kali ditemukan Sutaji.

Saat itu ia sedang membersihkan salah satu saluran irigasi di sawah. Ia tiba-tiba dikejutkan adanya jenazah yang longsor akibat saluran air yang menggerus itu.

“Awalnya saya kaget. Apalagi jenazah itu masih tampak utuh dengan balutan kain kafan yang masih menempel,” kata Sutaji.

Setelah ia teliti, ternyata jenazah tersebut berasal dari salah satu makam yang di batu nisannya tertulis nama Mbok Raki. Dari sana dia baru sadar, jika Mbok Raki itu telah meninggal 28 tahun yang lalu karena sakit yang dideritanya.

Beberapa warga juga memastikan jika jasad tersebut adalah Mbok Raki. Tak hanya warga saja yang ikut memastikan, sejumlah keluarga Mbok Raki juga sempat menilik jasad yang masih utuh tersebut. “Keluarganya juga yakin, jika jasad itu adalah Mbok Raki,” terangnya.

Iapun akhirnya tak heran dengan kondisi jasad yang masih utuh itu. Pasalnya, Mbok Raki dikenal dengan ibu yang gemar membaca Al-Quran semasa hidupnya. Bahkan, ia bisa menghafal seluruh isi Al Quran. “Memang dia hafidho (hafal al Quran). Pantas saja jenazahnya masih utuh meski puluhan tahun sudah dikuburkan,” paparnya.

Tak pelak, jenazah Mbok Raki ni menjadi tontonan beberapa warga yang ingin memastikan keajaiban para penghafal Al Quran itu. Namun salah satu keluarga Mbok Raki meminta agar jenazah salah satu keluarganya tersebut kembali dimakamkan.

Asmirin salah satu cucu Mbok Raki mengatakan, selama hidup neneknya tersebut memang rajin membaca Al Quran. Bahkan neneknya tersebut sempat mengajarkan bagaimana menghafal seluruh isi kitab suci agama Islam itu. “Tapi tak sampai selesai, beliau sudah meninggal,” kata Asmirin sembari langsung ikut mengubur kembali jenazah neneknya itu. (Tritus Julan/Sindo/ahm)
(SUMBER: http://www.okezone.com . Rabu, 6 Februari 2008 – 21:04 WIB)

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tangisan Sebuah Penyesalan   Leave a comment


Dari Ibrahim bin al-Harits, ia berkata, “Ada seseorang yang sering menangis. Ketika ditanyakan kepadanya tentang hal itu, ia menjawab, ‘Aku menangis karena teringat apa yang telah aku lakukan terhadap diriku, ketika aku tidak merasa malu terhadap Dzat yang senantiasa menyaksikanku, padahal Dialah yang berwenang untuk mengadzabku, tapi Dia menun-daku hingga Hari Pembalasan yang tiada henti, dan menundaku hingga penyesalan yang tiada akhir. Demi Allah, seandainya aku diberi pilihan, manakah yang lebih kamu sukai; kamu di-hisab kemudian kamu diperintahkan untuk menuju surga, atau dikatakan kepadamu, Jadilah tanah!’ Niscaya aku memilih men-jadi tanah.’ Karena sedemikian malunya kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, yang membalas keburukan dan pengingkaran dengan kebaikan dan kemurahan. Mahasuci Engkau, wahai Rabbku. Betapa mulia dan kasih sayangnya Engkau!”

Posted 1 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Islami, Kisah-Kisah

Tagged with