Archive for 27 Oktober 2010

Meninggalkan Khianat Mendapat Rakhmat   Leave a comment


Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzar Al-Anshari berkata: “Dulu, aku pernah berada di Makkah semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menjaganya, suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula. Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka, aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, ‘Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata’. Aku berkata pada diriku, ‘Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya’. Maka aku berkata pada bapak tua itu, ‘Hai, kemarilah’. Lalu aku membawanya ke rumahku.

Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, ‘Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untuk itu’. Ternyata dia bersikeras, ‘Kau harus mau menerimanya’, sambil memaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima.

Akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, orang-orang semua tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!

Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, tak seorang pun dari penduduk pulau tersebut kecuali dia datang kepadaku dan mengatakan, ‘Ajarkanlah Al-Qur’an kepadaku’. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak.

Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, ‘Kau bisa menulis?’, aku jawab, ‘Ya’. Mereka berkata, ‘Kalau begitu, ajarilah kami menulis’. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, ‘Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?’ Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, ‘Tidak bisa, kau harus mau’.

Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali hanya terus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, ‘Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya’. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut. Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. ‘Ada apa dengan kalian?’, kataku bertanya. Mereka menjawab, ‘Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu adalah ayah anak perempuan ini’. Dia pernah mengatakan, ‘Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku’. Dia juga berdoa, ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku’, dan sekarang sudah menjadi kenyataan’.

Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. Lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar itu.”

 

Sumber:

http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkisah&id=22

 

Kategori terkait:

Baca artikel dan diary lainnya;

Posted 27 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Kisah, Kisah-Teladan

Nikmatnya Iman Semanis Kalbu   Leave a comment


Telah tertulis kewajiban untuk beriman kepada Allah dalam suatu ayat yang berbunyi:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rosul-Nya dan yang diturunkan Allah kepada rosul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, hari kemudian, maka, sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [1]

 

Orang yang berzina tidak akan sampai berzina, sewaktu ia akan melakukan perzinaan itu masih mempunyai iman. Dan tidak akan sampai meminum khamer, sewaktu ia akan minum itu masih mempunyai iman. Dan tidak akan sampai mencuri, sewaktu ia akan melakukan pencurian itu masih mempunyai iman. Dan ia tidak akan melakukan perampokan hingga manusia tercengang melihat kepadanya, sewaktu ia akan melakukan perampokan itu masih mempunyai iman. [2]

 

Sabda Rasulullah mengenai iman:

Belum sempurna iman salah seorang dari kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sesama orang Islam, seperti ia mencintai dirinya sendiri. [3]

 

Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman, sehingga ia mencintai seseorang, yang ia tidak mencintainya kecuali hanya karena Allah, dan ia lebih suka dilemparkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekafiran sesudah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih mencintainya daripada yang lainnya. [4]

 

Tidaklah seseorang pelacur ketika melacur dalam keadaan beriman; dan tidaklah seorang pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman; dan tidaklah seorang pemabok ketika menenggak minuman keras dalam keadaan beriman, dan tobatlah dianjurkan sesudahnya. [5]

 

Menurut sabda Rasulullah saw ada tiga perkara yang jika ada pada diri seseorang, maka orang itu akan merasakan kemanisan iman;

  1. Orang yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada keduanya.
  2. Orang yang cinta kepada seseorang karena Allah.
  3. Orang yang tidak suka kembali kafir setelah dilepaskan Allah daripadanya, sebagaimana ia tidak suka di cemplungkan ke dalam api neraka. [6]

 

Rasulullah saw telah menegaskan bahwa:

Barang siapa meninggalkan dunia, sedangkan ia mengetahui (dengan yakin), bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, niscaya ia akan masuk ke dalam surga. [7]

 

Perlu diingat bahwa orang yang puas Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul, pasti akan mencicipi kelezatan iman. [8]

 

Dan pesan terakhir dari Rasulullah saw mengenai iman yaitu;

Kamu sekalian tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman (dengan sempurna) hingga kamu saling mencintai. Maukah kamu saya tunjukkan sesuatu yang jika kamu lakukan niscaya kamu akan saling mencintai? Tebarkan salam di antara kamu! [9]

 

[Luqman Abdurrahman Shaleh]

Keterangan:

[1] Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Shohih Bukhori

[2] Dari Anas ra diriwayatkan oleh Shohih Bukhori

[3] Dari Anas bin Malik ra diriwayatkan oleh Shohih Bukhori

[4] Dari sahabat hurairah ra diriwayatkan oleh Shahih Muslim.

[5] Dari sahabat Anas ra diriwayatkan oleh Shahih Muslim.

[6] Dari sahabat Utsman ra diriwayatkan oleh Shahih Muslim

[7] Dari sahabat Abbas bin Abdulmuttholib ra diriwayatkan oleh Shahih Muslim

[8] Dari sahabat Abu Hurairah ra diriwayatkan oleh Shaih Muslim

[9] QS An-Nisaa’ ; 136

 

Artikel ini telah dimuat di;

[1] Buletin Luqman Al-Hakim

[2] Buletin Hidayatullah

[3] Buletin Al-Wa’ie

 

Kategori Terkait;

Atau baca diary dan artikel;

Posted 27 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Artikel, Hak Cipta, Islam

Tagged with , , ,