Archive for 19 Oktober 2010

Balasan Bagi Orang Yang Menyakiti Orang Shalih   Leave a comment


Dari al-‘Abbas bin Hisyam bin Muhammad al-Kufy, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata,

“Ada seorang laki dari Bani Aban bin Darim -yang dikenal dengan sebutan ‘Zur’ah’- menyaksikan sendiri bagaimana al-Husain bin ‘Aly (cucu Rasulullah SAW) dibunuh. Sebelum al-Husain meninggal, orang ini memanahnya dan mengenai langit-langit mulutnya sehingga darah pun mencurat. Saat itu, al-Husain memintanya agar memberikannya air minum karena ia merasa sangat haus. Kejadian ini, sebelum mereka membunuhnya namun mereka enggan memberinya bahkan membiarkannya kehausan dan menggelepar seperti itu. maka, berdoalah ia kepada Rabbnya, “Ya Allah, siapa saja yang menghalangiku mendapatkan air, maka rasakan haus kepadanya, Ya Allah, rasakanlah haus kepadanya.” Rupanya Allah mengabulkan doanya.

Tatkala orang yang tidak memberikan minum al-Husain tersebut menghadapi sakaratul maut, Allah menimpakannya rasa haus yang terus menerus dan tidak bisa hilang sekali pun ia meminum seluruh air dunia. Ia menjerit-jerit karena merasakan perutnya menjadi panas bukan main akibat haus, lalu kemudian menjerit-jerit lagi sambil memegangi punggungnya akibat rasa dingin yang tidak ketulungan. Orang-orang yang di sampingnya meletakkan kipas angin dan es di hadapannya guna memadamkan rasa panas dan haus sementara tempat menyalakan api ditaruh di belakangnya (untuk menghangatkan badannya bila merasa dingin-red.,). Sekali pun begitu, ia terus berkata, ‘Beri aku air minum! Aku bisa mati karena rasa haus ini.!’ Lalu dibawalah ke hadapannya bejana yang sangat besar berisi adonan gandum, air dan susu yang bila diminum oleh lima orang pastilah cukup. Ia kemudian meminumnya namun tak berapa lama kemudian berteriak lagi, ‘Beri aku air minum! Aku bisa mati karena rasa haus ini.!’

Akibat terlalu banyak minum, perutnya akhirnya pecah persis seperti pecahnya perut keledai.”

Demikianlah suatu perbuatan dibalas dengan yang setimpal. Dan benarlah Allah Ta’ala kala berfirman di dalam sebuah hadits Qudsy, “Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku telah mengumumkan perang terhadapnya.” (HR.al-Bukhari)

Sedangkan balasan bagi orang biasa saja yang dizhalimi sedemikian keras balasannya, nah tentunya apalagi bila orang yang dianiaya itu adalah cucu kesayangan dan kasturi Rasulullah serta penghulu para pemuda surga.?

Ya Allah, kami memohon belas kasih-Mu… Ya Allah, halangi kami dari perbuatan setiap orang bodoh lagi sombong.

(SUMBER: Nihaayah azh-Zhaalimiin karya Syaikh. ‘Abdullah al-Hazimy, Juz.III, h.88 sebagai yang dinukilnya dari kitab Majma’ az-Zawaa`id Wa Manba’ al-Fawaa`id karya al-Hafizh Ibn Hajar al-Haitsamy dan kitab Mujaab ad-Du’aa` karya Ibn Abi ad-Dun-ya)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Balasan Bagi Orang Yang Mengingkari Hadits Rasulullah saw   Leave a comment


Qadhi Abu ath-Thayyib berkata, “Suatu hari kami mengikuti pengajian di Jami’ al-Manshur. Lalu datanglah seorang pemuda dari Khurasan yang mengetengahkan salah satu hadits shahih yang diriwayatkan Abu Hurairah. Setelah membacanya, ia mengomentari, “Hadits ini tidak dapat diterima…” Maka, belum lagi ia selesai bicara, tiba-tiba dari atas atap jatuh seeokor ular sehingga orang-orang bangun dan berhamburan ke luar, tak terkecuali pemuda tersebut namun anehnya, ular itu hanya membuntutinya. Ketika itu, ada orang yang menasehatinya, “Ayo, bertobatlah, bertobatlah.!!!” Maka anak muda itu pun mengatakan, “Aku bertobat kepada Allah.” Seketika, ular itu pun menghilang entah ke mana.”

Komentar Penulis buku:
Mana orang-orang yang menolak hadits Rasulullah SAW? Tidakkah mereka takut kepada Allah? Tidakkah mereka mengetahui bahwa as-Sunnah (hadits) adalah wahyu dari Allah atas Rasul-Nya yang bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku telah diberi al-Qur’an dan bersamanya yang semisalnya (yakni as-Sunnah).” (hadits shahih)
Karena itu, seorang Muslim wajib menerima hadits Rasulullah SAW (yang shahih) dan tidak menolaknya. Hanya kepada Allah, kita memohon pertolongan.

(Sumber: Nihaayah azh-Zhaalimin karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimi, Juz.III, h.51 sebagai yang dinukilnya dari kitab al-Muntazhim, [IX:154] dan al-Bidaayah Wa an-Nihaayah [XII:169])

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Kisah Syahidnya Seseorang Ketika Jasadnya Dibedah   Leave a comment


Sebenarnya kisah ini berupa berita yang dipublikasikan di salah satu situs Islam berbahasa Arab terkemuka, namun karena sifat berita yang paling tidak, harus terus diup-date setiap hari sementara kisah ini penting untuk dijadikan pelajaran dan renungan kita, maka kami memuatnya dalam versi kisah islami sehingga dapat ditampilkan untuk beberapa lama.

Sebuah kisah tewasnya seorang anggota kelompok perlawanan Islam, di Iraq (al-Muqaawamah al-Islaamiyyah) yang menunjukkan masih adanya kelompok perlawanan yang benar-benar murni berjuang dan berjihad untuk meninggikan Kalimatullah dan membuka mata kita lebar-lebar betapa dengki dan dendamnya musuh-musuh Islam.

Kisah seorang syahid yang berasal dari Arab Saudi, namanya Sa’id, kelahiran tahun 1975. Ia dijuluki rekan-rekan seperjuangannya dari warga asli Iraq dengan Abu Samrah. Dan sejak itu, ia bangga dan lebih senang dipanggil dengan julukan itu ketimbang nama aslinya.

Sebenarnya, Abu Samrah ini seorang yang hidup berkecukupan di negerinya. Maklum, sebagai warga negara Arab Saudi tentulah kehidupan sosialnya jauh lebih baik daripada saudara-saudaranya di Iraq yang hidup memprihatinkan karena dilanda peperangan dan sekarang ini masih terjajah. Ia ingin memberikan pesan kepada saudara-saudaranya, rakyat Iraq bahwa dien Muhammad adalah amanah yang bukan hanya diembankan ke atas pundak orang-orang Iraq saja tetapi juga ke atas kaum Muslimin selain mereka.

Ia terpanggil untuk berjihad membela agama Allah sekali pun sebelumnya tidak pernah mengikuti latihan militer apa pun yang seyogyanya dimiliki oleh orang yang ingin memasuki medan perang.

Menurut penuturan Syaikh ‘Awad, salah seorang pemimpin kelompok perlawanan, Sa’id menolak untuk bergabung dengan kelompok mana pun di Iraq yang di mata publik Iraq masih mengundang pro dan kontra. Dalam kesehariannya, ia dikenal sebagai seorang yang suka bercanda, banyak menghibur rekan-rekan seperjuangannya, memiliki ghirah yang tinggi dan tak rela kehormatan kaum Muslimin diinjak-injak. Setiap kali ia melihat bangunan dan rumah-rumah yang tinggi di kawasan Ramadi, ia selalu berhasrat untuk naik ke loteng-loteng rumah tersebut lalu dari situ, ia akan menjadi snipper dengan membidik 40 orang Amerika setiap harinya andaikata bukan karena khawatir tentara pendudukan Amerika akan menggeledah rumah-rumah penduduk di situ, melecehkan kehormatan kaum wanitanya dan menerobos masuk ke dalam rumah-rumah mereka. Karena kekhawatirannya itu, ia malah menolak untuk menyerang tentara pendudukan bila mereka masih berada di lorong-lorong dan di jalan-jalan padahal sangat memungkinkan sekali baginya untuk menimbulkan korban yang lebih banyak di pihak tentara pendudukan tersebut. Ia pernah berkata, “Bagi saya, kehormatan wanita-wanita Saudi tidak lebih mahal dari kehormatan wanita-wanita Iraq, sebab mereka semua adalah Muslimat dan semuanya adalah saudara-saudara kita di dalam dienullah.

Syaikh ‘’Awad menuturkan bahwa pada malam sebelum Abu Samrah gugur sebagai syahid, ia betul-betul telah memperlihatkan perjuangan yang tulus dan begitu gagah di medan pertempuran. Karena itu, beliau dan rekan-rekan seperjuangannya begitu yakin bahwa ia akan meninggalkan mereka malam itu untuk selama-lamanya.

Pada malam syahidnya itu, ia bergerak maju padahal tentara pendudukan sudah menarik mundur pasukannya. Ini ia lakukan untuk membuka celah sehingga para mujahidin dapat mematahkan kekuatan musuh secara total di dekat rumah sakit Ramadi, yang letaknya agak jauh dari kota di bagian utara. Ternyata, hari itu adalah hari terakhir ia bertemu dengan para rekan seperjuangannya. Sebuah tembakan mengenai dadanya dan ia pun jatuh tersungkur dengan posisi masih memegang senjata seraya mengucapkan, “Semoga jual beli ini mendapat keuntungan, semoga perjalanan ini mendapat keuntungan. Alhamdulillah, Ya Allah, pertemukanlah aku dengan saudara-saudaraku, Ya Allah, aku titipkan pada-Mu orang-orang yang aku tinggalkan di rumah-rumahku sebab aku hanya keluar demi-Mu, bukan demi siapa-siapa.”

Syaikh ‘Awad menambahkan, “Sekali pun tembakan yang dialaminya cukup parah, tetapi suaranya ketika mengucapkan itu sangat jelas terdengar. Kami menyaksikan dan mendengarkannya hingga saat-saat terakhir ajal menjemputnya, hanya saja tidak dapat mendekat lebih dekat lagi karena tentara pendudukan berhasil naik ke lokasi-lokasi yang tinggi dan mulai menembaki dari sebagai sniper. Untung saja, kami berhasil membawa lari empat orang rekan kami lainnya yang juga gugur sebagai syuhada. Sementara tentara pendudukan itu menyongsong jasadnya yang sudah terlentang dan melakun mutilasi terhadap jasanya lalu melemparnya ke badan jalan. Abu Asmar sang pahlawan turun dari kudanya dengan berjalan kaki setelah datang dari negeri tempat turunnya wahyu. Orang-orang Amerika dan sekutu mereka kemudian memperlakukan jasadnya dengan cara yang belum pernah dilakukan terhadap siapa pun sebelum itu. Ini menjelaskan kepada kita betapa kedengkian orang-orang Amerika terhadapnya.”

Yah, tentara pendudukan itu telah melakukan mutilasi terhadap jasadnya. Berdasarkan penjelasan dan kesaksian salah seorang dokter di rumah sakit umum Ramadi sebelum jasad Abu Samrah dikuburkan, bahwa menemukan jasad seorang warga negara Arab Saudi yang gugur dalam kontak senjata dengan tentara pendudukan seminggu lalu (hari selasa lalu, 08-03-2005), ia mendapati dadanya sudah tersobek menganga, ususnya terburai keluar, beberapa tusukan dalam mengenai lambungnya. Tusukan ini jelas berasal dari mata tombak. Demikian pula, mutilasi juga dilakukan terhadap bagian bawah pusarnya di mana anggota kemaluannya dilobangi dengan cara yang mengenaskan sekali, yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Kepalanya juga dipukul dengan tombak dan alat-alat yang terbuat dari besi. Di kepalanya terdapat beberapa bekas bakar akibat letupan moncong senjata api yang ditembakkan ke tubuhnya. Selain itu, terdapat pula tulisan di atas dadanya yang digores dengan menggunakan mata tombak yang tajam. Tulisan tersebut berbahasa inggeris yang artinya kurang lebih ‘Tidak akan ada lagi orang yang berani setelah anda.’

Dokter tersebut mengatakan bahwa ia sudah menjahit perut dan dada jasad Abu Samrah tersebut atas permintaan rekan-rekan seperjuangannya.

Syaikh ‘Awad mengakhiri kisah sang pejuang, “Beliau rahimahullah dikuburkan setelah sebelumnya beberapa potongan anggota badannya yang robek oleh tombak musuh kami kumpulkan terlebih dahulu. Seakan kami menguburkan umat secara keseluruhan. Sa’id masuk dalam rombongan para syuhada. Semoga, mata para pengecut tidak akan pernah terlelap lagi.”

(Sumber: sebuah situs islam berbahasa Arab, tertanggal 14-03-2005)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Murka Allah swt Kepada Orang Yang Menyakiti Wali-Nya   Leave a comment


Dari Muhammad bin Sirin, ia berkata, “Suatu ketika aku melakukan thawaf di Ka’bah, tiba-tiba ada seseorang yang mengucapkan, ‘Ya Allah, ampunilah aku. Tapi aku kira Engkau tidak akan mengampuniku.’ Lalu aku katakan kepadanya, ‘Hai ‘Abdullah, belum pernah aku dengar ada orang mengucapkan seperti yang engkau ucapkan itu.’ Ia mengatakan, ‘Dulu aku pernah berjanji kepada Allah bahwa bila ditakdirkan dapat menampar wajah ‘Utsman (bin ‘Affan-red.,) pastilah aku lakukan. Tatkala ia wafat dan diletakkan di atas tempat tidurnya di rumah sementara orang-orang masih berlalu lalang; keluar masuk, aku pun masuk untuk mendekatinya seakan sedang menyalatinya, lalu aku mendapatkan kesempatan, maka aku angkat pakaian dari wajah dan jenggotnya, lalu aku menamparnya. Rupanya, Allah menghukumku dengan menjadikan tangan kananku ini kering sehingga seperti kayu kering yang tidak dapat digerak-gerakkan lagi.’”

Selanjutnya, Ibn Sirin berkata, “Lalu aku melihat tangannya tersebut dan ternyata memang kering seperti yang dikatakannya.”

‘Utsman adalah khalifah ketiga yang dizhaimi. Ia telah menyerahkan urusannya kepada Rabbnya, lalu Allah pun menuntaskan masalahnya dan menjalankan Qadar untuknya serta menjadikan orang yang menzhaliminya tersebut sebagai pelajaran yang akan dikenang sepanjang zaman. Allah Maha Perkasa Lagi mempunyai balasan (siksa).

(SUMBER: Nihaayah azh-Zhaalimiiin karya Ibrahim ‘Abdullah al-Hazimy, Juz.III, h.26 seperti yang dinukilnya dari kitab al-Bidaayah Wa an-Nihaayah, Taariikh al-Bukhari dan Taariikh ath-Thabary)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Batu Masuk Ke Telinga Lalu Keluar Kembali   Leave a comment


Dari Sa’id bin ‘Anbasah, ia berkata, “Tatkala seseorang sedang duduk sambil bermain-main dengan beberapa buah batu kerikil dan melempar-lemparnya, tiba-tiba ada yang mental dan masuk ke dalam telinganya. Orang itu terus berupaya dengan segala cara namun tidak berhasil mengeluarkannya. Beberapa batu itu masih belum bisa keluar dari dalam telinganya itu selama beberapa lama sehingga sangat menyiksanya. Hingga suatu ketika saat ia duduk, tiba-tiba mendengar seorang Qari membaca ayat Allah, (artinya) “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan…” (an-Naml:62) Maka berkatalah ia, “Ya Rabb, Engkaulah Yang Maha Memperkenankan doa itu, dan akulah pula orang yang dalam kesulitan itu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kuderita ini.!” Tak berapa lama, tiba-tiba beberapa kerikil berjatuhan yang ada di dalam telinganya itu pun keluar. Subhanallah!”

(SUMBER: asy-Syifaa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, hal.43 sebagai yang dinukilnya dari al-Faraj Ba’da asy-Syiddah karya al-Qadli at-Tannukhy, Juz.I, hal.89)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Tagged with , ,

Matanya Dapat Melihat Karena Do’a Dari Ibunya   Leave a comment


Imam Abu ‘Abdillah, Muhammad bin Isma’il al-Bukhary dinilai sebagai Amirul Mukminin dalam hadits, tidak ada seorang ulama pun yang menentang pendapat ini.
Lalu apa nikmat Allah atas sejak ia masih kecil?

Imam al-Lalika`iy meriwayatkan di dalam kitabnya Syarh as-Sunnah dan Ghanjar di dalam kitabnya Taariikh Bukhaara mengisahkan sebagai berikut:
”Sejak kecil imam al-Bukhary kehilangan penglihatan pada kedua matanya alis buta. Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim AS yang berkata kepadanya, ‘Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena begitu banyaknya kamu berdoa.”

Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan penglihatannya.

(SUMBER: asy-Syifa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy sebagai yang dinukilnya dari kitab Hadyu as-Saary Fi Muqaddimah Shahih al-Buukhary karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Tagged with , , ,

Anjing Menyingkap Pembunuhan Majikannya   Leave a comment


Mubasysyir ar-Rumy menceritakan bahwa dia pernah mendengar kisah mantan budaknya yang dikenal dengan Abu ‘Utsman, Zakaria al-Madany, sering disebut Ibn Fulanah. Ia seorang tajir yang mulia, banyak harta, terkenal murah hati, dapat dipercaya, orang yang memegang amanah dan juga suka meriwayatkan hadits.

Di dekat rumahnya, di Baghdad ia bertetangga dengan seorang laki-laki dari kalangan orang-orang fanatik yang suka bermain dengan anjing.

Suatu hari ia pergi sampai larut malam untuk suatu hajat, lalu diikuti anjing kesayangannya namun ia mengusirnya, tetapi anjingnya ini tidak mau pulang sehingga terpaksa ia biarkan ikut.

Ia terus berjalan hingga berhenti di tempat ‘mangkal’ beberapa orang yang memendam rasa permusuhan terhadapnya. Mengetahui kehadirannya di situ apalagi dirinya tanpa bersenjata, maka mereka pun menangkapnya. Sementara anjingnya yang ikut membuntuti sang majikan melihat apa yang dilakukan mereka. Rupanya, mereka membawanya masuk ke rumah diikuti anjing dengan diam-diam. Di sana, mereka membunuh majikannya tersebut lalu menguburkannya di sebuah sumur di dalam rumah itu. Karena melihat ada anjing, mereka pun menggebuknya, untung saja anjing itu bisa lari sekali pun terluka. Anjing yang dalam keadaan terluka ini mendatangi rumah majikannya sembari menggonggong namun penghuni rumah tidak menghiraukannya.

Sementara itu, sang ibu merasa kehilangan putranya karena seharian ini belum juga nongol. Namun akhirnya ia dapat mengetahuinya melalui kondisi anjingnya yang mengalami luka cukup parah. Ia berpikir bahwa ini pasti perbuatan orang yang membunuh putranya dan putranya tentu sudah dihabisi. Karena itu, ia pun mengadakan undangan makan dan mengusir anjingnya itu dari pintu.

Akan tetapi, anjing itu tidak beranjak dari pintu itu dan tidak lari. Mereka biasanya dalam beberapa kesempatan selalu mencarinya.

Suatu hari, beberapa orang yang membunuh majikan anjing itu lewat di depan pintu rumahnya sementara anjing saat itu sedang berbaring. Melihat wajah orang-orang tersebut, ia langsung mengenalnya. Seketika ia melukai betis salah seorang dari mereka, menggigit sembari menggelayut di tubuhnya.

Orang-orang itu berusaha menyelamatkan teman mereka dari gigitan anjing namun tidak berhasil sehingga suasana pun jadi gaduh. Kemudian datanglah SATPAM rumah untuk melihat keadaan seraya berkata, “Anjing ini tidak akan bergelayutan pada orang ini kecuali karena ia punya kisah dengannya. Barangkali dia lah yang telah melukainya.”

Tak berapa lama, keluarlah ibu majikan anjing tersebut dan ketika ia melihat wajah orang yang digigit itu sedang digelayuti anjing dan mendengar ucapan SATPAM, ia kemudian melihatnya secara teliti dan mengamatinya. Setelah itu, barulah ia teringat bahwa orang tersebut adalah salah seorang yang pernah bermusuhan dengan putranya dan selalu mencarinya. Bahkan terbetik dalam diri sang ibu bahwa dia lah yang telah membunuh putranya. Akhirnya, ia memastikan hal itu dan menuduh orang tersebut sebagai pelaku pembunuhan. Sang ibu ini lalu memperkarakan orang tersebut kepada pihak kepolisian yang kemudian menahannya setelah sebelumnya dipukul terlebih dahulu agar mau mengaku tetapi sayang ia tidak mau mengaku. Maka, anjing itu pun tetap berada di pintu sel setia menunggu orang tersebut.

Setelah beberapa hari berlalu, orang itu pun dibebaskan. Ketika ia keluar, sang anjing kembali menggelayutinya seperti sebelum-sebelumnya, maka orang-orang pun merasa aneh dengan tingkah anjing tersebut.

Menyikapi kejadian aneh itu, kepala kepolisian merencanakan sesuatu untuk menjebak para pembunuh majikan anjing itu. Ia secara rahasia berbisik kepada beberapa anak buahnya agar memisahkan anjing itu dari orang tersebut, lalu membuntuti kemana orang itu pergi untuk mengetahui kediamannya dan agar dapat terus memantaunya. Maka, perintah itu pun dipatuhi anak buahnya.

Sementara anjing terus berjalan di belakang orang yang dituduh membunuh itu, diikuti anak buah kepala kepolisian yang juga membuntuti dari belakang hingga sampai ke kediaman para penjahat tersebut.

Kemudian polisi yang dikirim atasannya itu mendobrak kediaman tersebut secara mendadak, namun tidak menemukan apa-apa. Lalu anjing yang turut masuk melolong dan mencari-cari letak sumur di mana majikannya dikubur dan dibuang.

Sang polisi berkata, “Gali tempat yang telah digali anjing ini.!” Maka tempat itu pun digali dan ternyata mayat korban dapat ditemukan.

Kemudian penjahat itu dibawa dan dipukuli. Setelah berkali-kali digebuki, barulah ia mengaku bahwa dirinya dan teman-temannya lah yang melakukan pembunuhan itu. akhirnya, ia pun dieksekusi mati sementara teman-temanya yang lain masih terus diburu karena berhasil melarikan diri.

(SUMBER: Nihaayah azh-Zhaalimiin karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, Juz.IX, h.91-94, no.39 sebagai yang dinukilnya dari I’laam Ahl al-‘Ashr al-Ahbaab Bi Ahkaam al-Kilaab karyanya sendiri yang belum dicetak -barangkali sudah dicetak sekarang, red-)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

40 Orang Hindu Buta Karena Merobohkan Masjid Di India   Leave a comment


Sekitar 40 orang Hindu yang ikut dalam serangan keji ke masjid Babry untuk merobohkannya pada tanggal 6 Desember 1992, beberapa tahun lalu mengalami kebutaan setelah gagal melakukan berbagai upaya penyembuhan yang ditangani para dokter spesialis mata kenamaan di India.

Hal ini diketahui melalui laporan yang dipublikasikan surat kabar Anshary Express, yang terbit di India ketika itu yang menyebutkan bahwa propaganda umat Hindu untuk merobohkan masjid tersebut diikuti sejumlah besar orang-orang Hindu ekstrem dari berbagai pelosok India yang sebelumnya telah lama mendapatkan latihan untuk tujuan itu.

Surat kabar tersebut juga menyebutkan, 31 orang yang mengalami kebutaan itu tinggal di satu komplek di kota Maharinor. Sebelumnya mereka pernah melakukan upaya penghancuran masjid tua milik kaum Muslimin itu namun belum berhasil.

Sekarang (setelah penghancuran masjid tersebut-red.,) kelompok orang-orang ini menggantungkan hidup mereka kepada bantuan yang diberikan organisasi-organisasi Hindu.

Di samping kelompok pertama ini, terdapat 9 orang lainnya yang merupakan anggota organisasi ‘Gazy Boor’ di Atar Pradesh yang juga kehilangan penglihatan mereka alias buta setelah ikut serta dalam tindak penghancuran tersebut.

Seperti yang dikutip surat kabar tersebut dari mereka, sekarang ini mereka menyesali tindakan tersebut dengan menyatakan bahwa tuhan-tuhan mereka telah murka terhadap mereka karena telah merobohkan masjid Babry. Kebutaan yang mereka alami itu tidak lain adalah sebagai balasan dari tuhan-tuhan mereka itu –menurut klaim mereka-.

Salah seorang wali dari orang-orang tersebut menyebutkan, putranya memang telah mendapatkan latihan khusus untuk dapat ikut serta dalam tindak penghancuran masjid itu namun ia mengaku belum mengetahui identitas pihak yang telah merekrut putranya tersebut.

Penduduk setempat, demikian juga kawasan sekitarnya berkeyakinan bahwa dengan tindak penghancuran itu mereka telah melakukan dosa besar. Karena itulah, balasannya mereka menjadi buta.

(SUMBER: Nihaayah azh-Zhaalimiin karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, Juz.IX, hal.99-100 seperti yang dinukilnya dari surat kabar ar-Riyaadh, Volume 9069, tahun 1413 H)

NB: Sekali pun kejadian ini sudah lama, tetapi mudah-mudahan menjadi pelajaran zaman. Kemudian, kebutaan yang mereka alami itu semata karena azab dari Allah atas mereka, bukan karena tindakan merobohkan itu sendiri. Sekali pun demikian, yang jelas perbuatan itu amat besar dosanya-red.

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan

Hilang Ingatan Selama 17 Tahun Akhirnya Sembuh   Leave a comment


Isma’il bin Yahya al-Kufy berkata, “Aku memiliki seorang kakak perempuan tetapi jiwanya terganggu, ingatan sudah hilang dan suka menyendiri. Ia akhirnya ‘dikarantina’ di sebuah kamar yang terletak di loteng paling pojok. Ia tinggal di situ selama lebih dari 13 tahun. Suatu malam saat aku sedang tertidur di tengah malam, tiba-tiba pintu rumahku diketuk orang. Lalu aku tanya, ‘Siapa ini?.’ Ia menjawab, ‘Kajjah.’ ‘Engkau kakakku?,’ sela-ku. Ia menjawab, ‘Ya, kakakmu.’ Lalu aku bukakan pintu untuknya dan ia pun masuk padahal selama lebih dari 10 tahun, ia sudah tidak mengenal lagi seluk beluk rumah. Ia bertutur, ‘Semalam aku kedatangan seseorang dalam tidurku, lalu dikatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah telah menjaga ayahmu, Isma’il karena Salamah, kakekmu. Dan menjagamu karena ayahmu, Isma’il. Sekarang kamu tinggal pilih; memohon kepada Allah agar penyakitmu ini lenyap atau bersabar dan imbalannya surga sebab Abu Bakar dan ‘Umar telah meminta syafa’at kepada Allah untukmu karena kecintaan ayah dan kakekmu itu kepada keduanya.’ Lalu aku tentu aku pilih bersabar atas kondisiku ini asalkan mendapatkan surga. Tetapi, sesungguhnya Allah Maha Luas rahmat-Nya atas seluruh makhluk-Nya, tidak ada satu pun yang terasa besar bagi-Nya. Jika Dia berkehendak; kiranya Dia gabungkan kedua hal pilihan itu untukkku sekaligus.’ Lalu ada yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah menggabungkan kedua hal itu untukmu dan telah ridla terhadap ayah dan kakekmu berkat kecintaan keduanya terhadap Abu Bakar RA dan ‘Umar RA. Bangunlah dan turunlah.’ Lalu Allah hilangkan penyakit yang sudah sekian tahun menyertainya itu.”*

* Periwayat kisah ini termasuk salah seorang yang Tsiqaat, berasal dari Kufah. Lihat, kitab at-Tahdziib, Jld.IV, hal.155. Benar, Allah SWT akan menjaga hamba-Nya berkat keshalihannya pada anak-anak dan cucu-cucunya sepeninggalnya seperti yang disebutkan dalam firman Allah, “Sedang ayah keduanya adalah seorang yang shalih” (QS, al-Kahf:82); keduanya (anak yatim dalam ayat tersebut-red.,) dijaga berkat keshalihan ayah mereka.

(SUMBER: asy-Syifaa` Ba’da al-Maradl karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy, hal.32-33, no.9 sebagai yang dinukilnya dari Nuur al-Iqtibaas Fii Misykaah Washiyyah an-Nabiyy Li Ibn ‘Abbas karya al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbaly, hal.33-34)

Posted 19 Oktober 2010 by arraahmanmedia in Kisah-Teladan